SORONG, sorongraya.co– Ketua Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya, Yanto Ijie, menyoroti kondisi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Sorong yang dinilainya sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Hal ini disampaikan saat di TMP Kota Sorong pada Selasa (22/04/2025).
“Kalau kita lihat Taman Makam Pahlawan Kota Sorong ini sangat memprihatinkan. Bagaimana kita menghormati jasa para pahlawan kalau makamnya saja tidak terurus? Ini berada di jantung pusat ibu kota Provinsi Papua Barat Daya, tapi kondisinya seperti sarang hantu atau bahkan tempat kriminal,” ungkap Yanto.
Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan. Namun kenyataan di lapangan, kata dia, sangat kontras. Rumput liar menjulang tinggi, lingkungan makam tidak terawat, dan suasana keseluruhan sangat tidak mencerminkan penghormatan terhadap para pejuang bangsa.
Ia pun mendesak pemerintah Kota Sorong serta pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk segera mengambil langkah nyata dalam menangani kondisi TMP tersebut. Menurutnya, anggaran perawatan harus disiapkan secara khusus dan menjadi prioritas utama.
“Di daerah lain, TMP dirawat dengan baik. Rapi dan terjaga. Tapi di sini, kota Sorong yang notabene adalah pintu masuk ke tanah Papua, kondisinya sangat buruk. Kalau TMP-nya buruk, citra kota ini pun ikut tercoreng,” jelasnya.
Yanto juga mengkritisi kebijakan kebersihan kota yang menurutnya hanya bersifat pencitraan semata. “Kalau pusat penghormatan seperti TMP saja tidak diperhatikan, maka kebersihan kota secara umum patut dipertanyakan. Jangan-jangan ini hanya kamuflase,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah segera merespons desakan ini dengan tindakan nyata dan bukan sekadar janji. Menurutnya, membiarkan TMP Kota Sorong dalam kondisi kotor sama saja dengan membiarkan citra ibu kota provinsi menjadi buruk di mata masyarakat maupun tamu dari luar daerah.
“Ini aset negara. Kalau TMP saja tidak terurus, anggap saja kota ini juga tidak terurus,” pungkas Yanto.