SORONG, sorongraya.co – Sejumlah warga di Kota Sorong berharap dapat melihat langsung gerhana matahari yang dikabarkan akan terjadi pada hari ini tanggal 2 dan 3 Juli 2019.
Suwardi (40) warga Kampung Baru mengaku ingin sekali melihat fenomena langka tersebut. Menurutnya belakangan ini cuaca di Kota Sorong sering terjadi hujan pada siang maupun sore hari, sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghalang pandangan untuk melihat kejadian alam tersebut.
“Ini fenomena langka, kita tidak tau apakah tahun depan gerhana bisa kembali terjadi,” tutur Suwardi kepada sorongraya.co. Selasa 2 Juli 2019.
Hal senada dikatakan Bachtiar Wenno (37). Pria asal Maluku ini mengaku ingin melihat gerhana matahari secara langsung, bahkan dirinya telah berniat akan melakukan sholat gerhana matahari.
“Gerhana itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, jadi selaku ummat islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat gerhana matahari, begitupun sholat gerhana bulan apabila terjadi gerhana bulan. Jika saya dapat gerhana matahari tahun ini, insya Allah saya akan melaksanakan sholat gerhana,” tutur Bachtiar.
Sebagaimana diketahui bahwa, fenomena ini terjadi ketika posisi matahari, bulan, bumi berada dalam satu garis lurus, sehingga cahaya matahari tertutup sepenuhnya oleh bayangan bulan. Nah dimanasajakah proses gerhana matahari akan terjadi.
Menurut penuturan yang dilansir detik.com “Gerhana matahari pada 2 dan 3 Juli hanya teramati di Pasifik dan Amerika Selatan karena melewati garis gerhana yang dimulai pada pagi 3 Juli di Pasifik Barat dan berakhir saat maghrib 2 Juli di Amerika Selatan. Jalur gerhana matahari total yang bisa dilihat di daratan hanya di Chili dan Argentina,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin seperti dilansir Antara, Senin (1/7/2019).
Fenomena alam gerhana matahari total ini menyebabkan bumi benar-benar gelap gulita dalam sesaat karena cahaya matahari tertutup seluruhnya oleh bayangan bulan. Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bumi, baik masyarakat maupun ilmuwan.
Thomas menuturkan gerhana matahari total pernah terjadi Indonesia pada Juni 1983, Oktober 1995, dan Maret 2019. Pada 9 Maret 2019, gerhana matahari total melewati 11 provinsi di Indonesia, tepatnya di daerah Palembang (dengan lama 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangka Raya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik). [red]