SORONG – Indonesia bagian timur menyimpan segudang pilihan destinasi wisata yang menawarkan segenap keindahan panorama alam dan beragam aktivitas wisata.
Pendar oranye kekuningan terpancar dari ujung laut lepas. Sinarnya yang terang mampu membuat siapapun yang melihatnya akan langsung memicingkan mata.
Terangnya cahaya matahari pada sore itu menyinari deretan kapal kecil dan besar yang tengah berlabuh di Pelabuhan Rakyat Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Hal ini sontak membuat sejumlah pemuda-pemudi Ibukota Provinsi Papua Barat Daya menikmati dan berburu keindahan matahari tenggelam (Sunset).
“Ini sudah senja yang keseribu sayang
Begitu usang kutanggung sebuah penantian
Diam di sela angin yang bungkam
Alam mematung menadah hujan.
Luka ini takkan sembuh sayang
Terlalu dalam kau goreskan di hati kelam
Membisu menatap hari semakin temaram
Jingga bergeser memeluk malam
Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara
Menggumpal dalam kalimat menyapa
Tentang rindu, cinta, dan airmata
Di seberang malam kau akan merasa.
Entahlah, hingga kapan saya masih bertahan
Bayanganmu tak pernah hilang
Menyapaku dalam tenang malam
Lembut, hangat menyatu dalam perasaan.
Aku ingin menutup senja di depan jendela
Harapanku pudar dalam penantian sia-sia
Bersama malam yang tiba dalam kerudung hitam
Akhir penantian kuucapkan selamat malam.”
Siluet jingga di cakrawala sungguh membuat siapapun yang datang akan terkesima. Sunsetnya super dahsyat dan suasananya super romantis, ditemani suara air laut yang begitu tenang.
Tak hanya itu, hawa air laut tercium oleh hidung dimana-mana.”
Terlihat, banyak anak-anak muda yang bermain, bercanda dengan teman sebaya, joging sore, hingga duduk sambil bercanda memeluk mesra pasangannya.
Duduk bersama kekasih sambil menyaksikan senja yang romantis di tepi Pelabuhan Rakyat menjadi saksi bisu perjalanan cinta dan menjadi daya tarik tersendiri di Ibukota provinsi termuda di Indonesia.
Dimana, senja merupakan waktu yang paling pas dan banyak ditunggu, karena di saat senja banyak orang yang berubah menjadi romantis dan puitis.
Banyak orang yang menjadikan senja sebagai waktu untuk menuangkan perasaan melalui rangkaian kata-kata. Dari waktu yang singkat tersebut sering tercipta sebuah puisi romantis. (*)
*) Tulisan Mahasiswa IAIN Sorong Prodi Komunikasi Penyairan Islam (KPI), Azharu Rahmat Makmur.