SORONG,sorongraya.co – Setelah berjibaku dengan massa yang anarkis di kilometer 10 masuk, aparat gabungan kembali melakukan pengamanan terhadap ribuan massa yang melakukan long march dari Lapangan Hoki Kampung Baru menuju kantor Walikota Sorong untuk menyampaikan aspirasi.
Massa yang tiba di Jalan Pramuka melakukan perusakan terhadap sejumlah ruko serta kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Sorong. Selain itu massa juga melakukan pembakaran kayu dan tong air minum di pertigaan menuju HBM.
Setibanya di halaman kantor Walikota Sorong, massa sempat mendapat tembakan gas air mata lantaran melempar aparat keamanan. Sebagian massa yang anarkis masih melancarkan aksinya di jalanan pertigaan Aspen dan sekitaran SPG (kantor Camat lama).
Anggota BKO Brimob dari Polda Makassar yang berjumlah 200 personel bersama Polres Sorong Kota masih berupaya membubarkan sekelompok orang yang bertindak anarkis. Mobil water cannon disiagakan untuk membubarkan paksa massa.
Wali Kota Sorong, Drs. Ec. Lambert Jitmau, M.M bersama Muspida menemui ribuan massa yang berkumpul di lapangan Walikota Sorong. Saat menemui massa, Lambert Jitmau menyatakan, ini bukanlah persoalan Kota Sorong melainkan persoalan Tanah Papua. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Gubernur Papua Barat dan Gubernur Papua untuk membahas masalah ini. “Karenanya adik-adiku sekalian diharapkan tenang”. Belum tuntas memberikan arahan, lemparan botol air mineral dan batu terjadi seketika. Wali Kota Sorong terpaksa dievakuasi ke dalam kantor Wali Kota Sorong. Pengamanan akhirnya diperketat untuk menjaga berbagai kemungkinan.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Papua Barat, Fernando Ginuni, S.H menegaskan, permintaan maaf yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tidaklah cukup.
“Kami meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk melakukan pengusutan serta proses hukum yang melecehkan serta melontarkan kata-kata rasisme saat penggerebekan asrama mahasiswa asal Papua yang ada di Surabaya,”kata Nando Ginuni
Sebelumnya, sejumlah alumni mahasiswa Surabaya yang memotori ribuan massa melakukan demonstrasi menyampaikan orasi. Dalam orasinya mereka menceritakan bagaimana diperlakukan tidak adil saat kuliah di Surabaya. Padahal kita ini sama dengan saudara-saudara lainnya dari berbagai daerah.
Informasi terakhir yang diterima, kerusuhan kembali terjadi di depan Yohan, Klademak III sehingga sebagian aparat gabungan berupaya meredam aksi anarkis yang dilakukan sekelompok anak-anak. Selain itu, kondisi di kilometer 12 dan kawasan Bambu Kuning hingga kini juga belum aman. [jun]