WAISAI, sorongraya.co – Ikan Purba Coelacanth atau Ikan Raja Laut yang hidup sekitar 80 hingga 100 tahun tak sengaja ditemukan di laut Waigeo Kabupaten Raja Ampat.
Kopda Santosa Budi Widiarto Anggota Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIV (Yonmarhanlan XIV) Sorong yang juga sebagai Member Club Mancing Mania tak sengaja menangkap jenis ikan purba yang sudah langka ini di laut Waigeo kedalaman 100 meter pada tanggal 1 Juli 2018 lalu.
Kepada media Santosa mengatakan, ikan purba ini tertangkap di perairan waigeo pada saat itu keadaan cuaca yang cerah dan gelombang yang tenang. Guna diketahui Instansi terkait akan hasil pancing yang didapat, Santosa lantas mengunggah (Posting) gambar hasil tangkapannya ke Media Sosial (Medsos) Facebook milik pribadinya dan menanyakan (Caption) Instansi mana di kabupaten raja ampat yang bisa dihubungi.
“Ternyata ikan yang saya tangkap ini Ikan jenis purba, awalnya saya tidak menduga jika ikan tersebut adalah ikan coelacanth berdasarkan pada bentuk morfologinya,” ujarnya kepada media saat konferensi pers di Aula Kantor Bupati Raja Ampat. Rabu siang, 14 November 2018.
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Dermawan mengatakan jika jenis ikan ini menurutnya keberadaannya hanya di berada di Manado (Sulawesi Utara) dengan nama (Latimeria Menadoensis) dan di Afrika (Latimeria Chalumnae).
Ikan raja laut (Coelacanth) disebut sebagai fosil hidup atau ikan purba karena tidak berubah sejak 400 juta tahun lalu. Ikan ini menjadi populer setelah ditemukan di Pulau Manado Tua, pada 1997 dan 1998.
“Alhamdulillah ternyata melalui hasil dari uji tes DNA dan Morfologi membuktikan bahwa Jenis ikan purba ini ternyata ada di Perairan Raja Ampat juga” kata Agus.
Lanjut Agus, Tim Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Politeknik dan Perikanan Sorong lantas bertemu Santoso Budi Widiarto selaku penemu jenis ikan tersebut, sekaligus diadakan sosialisasi dan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) akan perlindungan jenis ikan Coelacanth (Latimeria Menadoensis) (Latimeria Chalumnae) dan yang baru ditemukan di raja ampat (New Population) serta jenis ikan lainnya.
Menurut Agus, ikan Coelacanth yang ditangkap di laut raja ampat ini memiliki ukuran panjang total (length) sekitar 1025,0 mm, dengan ukuran tinggi badan (body depth) 247,67 mm, panjang kepala (head length) 124,31 mm, tinggi ekor (Caudal Peduncle depth) 163,43 mm, dan panjang sirip depan (First spine length at the first dorsal fin) 137,40 mm, dan memiliki jumlah sisik (vertikal scales) sebanyak 18 baris. Jenis ikan ini memiliki umur antara 80-100 tahun, dan memiliki pertumbuhan hingga dua meter dengan berat 90 kilogram.
“Kedepannya kami adakan Memorandum of Understanding (MoU) bersama pemerintah daerah melalui dinas terkait, guna melindungi species ini,” kata dia
Agus menambahkan, guna mencegah kepunahan akan species langka ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi-sosialisasi baik kepada pemerintah daerah maupun masyarakat.
Coelacanth Indonesia yang bernama latin (Latimeria menadoensis) atau juga disebut di Indonesia Ikan Raja Laut adalah salah satu dari dua spesies hidup coelacanth, sejenis ikan purba yang masih ada hingga kini. Coelacanth Indonesia memiliki ciri berwarna sisik tubuh kecoklatan. Ikan langka ini masuk dalam daftar IUCN Red List dengan kategori rentan (hampir punah). Sementara satu spesies lainnya Coelacanth yang hidup samudra Hindia Barat (Latimeria chalumnae) juga masuk dalam daftar terancam kritis. [drk]