FAKFAK,sorongraya.co – Warga Kampung Kapartutin, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, dikejutkan dengan meninggalnya balita Debby Putri (2), yang jasadnya ditemukan di belakang sebuah perahu, di Kapartutin pantai, Kamis (31/10) pagi.
Korban diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Salah satu petunjuk, yakni diketahui adanya sejumlah uang orangtua korban yang hilang.
KBO Reskrim Polres Fakfak, Ipda. Nafil Viro Yudho, STRK yang dikonfirmasi, Jumat (01/11) pagi, mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP dan memeriksa beberapa saksi dalam mengungkap misteri kematian korban.
“Namun untuk saksi orangtua, dalam hal ini ibu korban belum kami mintai keterangannya, karena masih dalam suasana berduka,” jelas Nafil.
“Terhadap jasad korban juga sudah dilakukan visum et repertum,” tambah dia.
Selanjutnya Nafil menyampaikan, polisi masih terus melakukan penyelidikan. Sebab, hasil visum et repertum hanya menyebutkan bahwa kematian korban karena tenggelam. Polisi juga belum bisa menyimpulkan, apakah ada tindak pidana atas kematian balita tersebut.
“Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi atas jasad korban, karena usianya yang masih muda sekali, yakni dua tahun,” ujar Nafil.
Sebelumnya, balita berusia dua tahun tersebut, diketahui hilang dari sisi ibunya yang masih terlelap, ketika sekira jam 4 pagi. Sariani, pemilik kos, melihat pintu rumah keluarga korban telah terbuka. Dan Sariani melihat, ibu korban masih tidur nyenyak.
Melihat pintu rumah terbuka dan tidak ada Debby (Korban) disamping ibunya, Sariani membangunkan ibu korban dan menanyakan keberadaan Debby. Mengetehui anaknya tak ada disampingnya, seketika ibu korban panik dan segera mencari anaknya.
Pencarian Debby berakhir, ketika di lokasi lain yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah korban, dua orang nelayan yang akan menarik jangkar perahu, menemukan jasad balita yang lahir pada 29 Januari 2017 itu, telah terapung dalam posisi telentang di belakang atau dekat perahu.
Mengetahui anaknya ditemukan terapung, keluarga segera membawa korban ke RSUD Fakfak. Dokter yang memeriksa menyatakan bahwa Debby telah meninggal dunia. Lantas, korban dibawa kembali ke rumah duka di Kampung Kapartutin.
Keluarga korban menduga ada yang janggal dengan kematian anaknya, apalagi ada barang dan uang orangtuanya yang hilang. Keluarga pun melaporkan peristiwa ini ke SPKT Polres Fakfak. Polisi yang datang ke lokasi kejadian, segera melakukan olah TKP dan meminta keterangan beberapa saksi.
Untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian korban, polisi membawa kembali jasad korban ke RSUD Fakfak untuk dilakukan visum et repertum. Dokter Victor Hirietrenggi yang melakukan visum et repertum, menyampaikan bahwa, korban meninggal akibat tenggelam dan tidak terdapat indikasi kekerasan seksual mapun kekerasan lainnnya, dan tedapat luka lebam di punggung dan paha kanan, namun itu bukan penyebab kematian korban.
Kematian Debby yang masih belum jelas penyebabnya ini, hampir sama dengan peristiwa meninggalnya balita bersusia tiga tahun, Natalia, yang sempat hilang pada 16 Juli 2018, dan jasadnya ditemukan esok harinya, di bawah panggung dapur kediaman Ketua MUI Kabupaten Fakfak. Hingga kini, kematian Natalia masih belum terungkap. [wah/krs]