SORONG, sorongraya.co – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sorong Raya mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap Anggota PMII Cabang Pamekasan saat menggelar aksi demo di depan kantor Pemerintah Kabupaten setempat. Kamis (25/6/2020).
Sekretaris PMII Sorong Raya, Aiin Gazam mengaku bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut tak jauh berbeda dengan perilaku preman jalanan. Menurutnya, tindakan tersebut adalah hal yang brutal.
“Kami mengutuk keras tindakan tersebut. Tindakan yang dilakukan oknum polisi tersebut bagaikan aksi dan perilaku seorang Preman Jalanan,” tegas sekretaris cabang PMII Kota Sorong itu saat diwawancarai wartawan belum lama ini.
Fungsi dan tugas polri dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Kepolisan Negara Merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Seharusnya kata Aiin, pihak kepolisian bisa mengayomi dan memberikan rasa aman dan nyaman dalam menyampaikan pendapat. Justru melakukan tindakan represif terhadap aksi PMII Pamekasan. Dimana fungsi dan tugas polri yang disebut dalam UU itu.
“Wajib hukumnya oknum anggota polisi tersebut di proses sesuai dengan undang-undang yang berlaku kalau tidak maka kami PMII se-Indonesia dan juga Kota Sorong akan ikut serta dalam aksi serentak pada tanggal 1 Juli di polres masing-masing,” ujar Aiin secara tegas.
Aksi demo yang dilakukan Aktivis PMII Cabang Pamekasan ini menuntut agar 350 tambang galian ilegal di wilayah Pamekasan ditutup karena merusak lingkungan. Sementara itu, 3 peserta demo harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka terkena pukulan saat bentrok dengan aparat kepolisian. [tri]
Editor: Junaedi
