SORONG, sorongraya.co – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Kota Sorong santuni Rendy salah seorang pria yang mengalami kelumpuhan sejak lima tahun silam. Rendy Febryanto, warga Klalin II, Kabupaten Sorong ditinggalkan oleh istrinya dengan satu anak. Kini, Rendy dirawat oleh ibu kandungnya supartima dan ternyata tidak banyak diketahui oleh pihak berwenang.
Kondisi memprihatinkan keluarga Rendy ini baru viral setelah beredarnya video yang bersumber dari youtube. Setelah viralnya video tersebut warga kemudian datang memberikan bantuan berupa uang tunai.
Rendy mengalami lumpuh karena kecelakaan kerja saat masih menjadi tenaga pekerja pemasangan kabel di tiang Ketinggian 12 meter.
Ketua FJPI Kota Sorong, Olha Irinti Mulalinda mengaku terharu mendengar kejadian yang menimpa Rendy. “Sedih mendengar kisah Rendy. Istrinya juga meninggalkan Rendy ketika mengetahui Rendy sakit,” tutur Olha kepada awak media belum lama ini.
Olha berharap suatu saat Rendy dapat sembuh kembali dari sakit yang menimpanya sehingga bias beraktivitas seperti biasanya.
Kronologis kejadian saat Rendy sehabis bekerja proyek pemasangan kabel listrik di Waisai diketinggian 12 meter, kemudian tiang tersebut rubuh dan nyaris menimpa rendy.
“Awalnya itu saya sudah selesai pemasangan kabel bersama temanku satu lagi. dengan ketinggian berapa belas meter tingginya itu, setelah begitu mau turun tiang nya rubuh jatuhnya bersamaan kearah saya dan setelah itu saya jatuh terduduk. Tapi teman saya tidak kenapa-kenapa karena dia rubuh tiangnya posisi atas,” kata Rendy dengan nada sedih mengingat kembali kejadian tersebut.
Setelah itu Rendy kemudian dibawah kerumah sakit di Waisai lalu dirujuk kerumah Sakit Umum Kota Sorong, setiba dirumah sakit umum ternyata rendy tidak dirawat karena rumah sakit tidak mempuanyai Tabung oksigen dan keluarga Rendy memutuskan untuk pulang kerumah.
“Satu hari saya di rumah bos saya datang lagi dan bawa saya ke rumah sakit Pertamina Sorong tapi ternyata dokter menyarankan agar dibawah operasi keluar Kota, akhirnya saya ke Solo untuk operasi namun hasilnya nihil. Dokter berkata bahwa saya sudah terlambat di obati karena sudah hampir sebulan baru ditindaklanjuti,”kata dia. [tri]
Editor: Junaedi