Opini

Implementasi Otsus Papua Dinilai Belum Maksimal

×

Implementasi Otsus Papua Dinilai Belum Maksimal

Sebarkan artikel ini
Albert Kirmadi
Albert Kirmadi

SORONG, sorongraya.co – Perjalanan implementasi Otonomi Khusus (Otsus) bagi masyarakat Papua kurang lebih 18 tahun ternyata belum menunjukkan hasil yang maksimal sebagaimana diharapkan semua pihak.

Padahal pemberlakuan otsus bagi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 jo Undang-undang Nomor 35 Tahun 2008 adalah sebuah hasil kompromi politik, antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat untuk menyelesaikan konflik multidimensi yang berkepanjangan sejak tahun 1962.

Hal ini dinilai seakan-akan pemerintah pusat maupun provinsi Papua dan  Papua Barat tidak melaksanakan implementasi petisi sesuai makna dari otsus yang sebenarnya.

Seperti yang disampaikan salah satu tokoh muda Papua, Albert Kirmadi yang menyatakan bahwa pemerintah tidak konsisten membangun orang asli papua dengan dana Otsus. Jumalah Orang Asli Papua (OAP) kurang lebih 3 juta jiwa dengan dana otsus triliunan rupiah ini belum mampu mengubah apa yang dialami masyarakat Papua.

“Orang asli papua yang sampai sekarang dan masih ada yang kena busung lapar, banyak generasi muda anak-anak orang asli papua yang masih mengkonsumsi Aibon, Miras, Ganja di jalan-jalan. Ada orang papua yang belum mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan dengan baik. Ini menunjukan bahwa otsus belum tersentuh oleh orang papua,” tutur Albert.

Bagi Dia, hal ini menambah citra buruk bahwa pelaksanaan  Otsus selama 18 Tahun di papua gagal. Makna Otsus bagi orang papua ada tiga, Pertama Kesejahteraan bagi orang asli papua, yakni meningkatkan ekonomi kerakyatan bagi OAP. Kedua soal bidang Kesehatan bagi OAP dan yang ketiga Prioritas Pendidikan bagi OAP.

Disisi lain Otsus menjadi Akselerasi pembangunan di berbagai bidang, baik fisik maupun non fisik. Peningkatan mutu penyelenggaraan pemeritahan dan pelayanan publik. Pengembangan inisiatif percepatan pembangunan secara kreatif dan yang relevan dengan kekhususan serta keunggulan sosial, ekonomi, budaya, kondisi geografi serta potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh kedua provinsi ini.

Dengan demikian selaku toko pemuda Albert menyarankan agar dimasa ijuritaim pemberlakuan Otsusu Papua yang tinggal beberapa tahun lagi ini, maka harus diprioritaskan untuk OAP biar apa yang menjadi makna dari pada OTSUS itu bisa dirasakan oleh orang asli papua.

“Saya bisa berpesan bahwa Bangsa ini kalau salah diterjemahkan oleh orang-orang yang tidak memiliki wawasan kebangsaan Bhineka Tunggal Ika dan hanya berfikir sektoral saja maka jangan bermimpi cita-cita bangsa Indonesia yakni adil dan makmur akan terwujud,” tutur Albert.

Oleh : Albert Kirmadi (Tokoh Muda Papua)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.