SORONG,sorongraya.co- Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS) berkolaborasi dengan mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan STIE Bukit Zaitun mesosialisasikan penggunaan Pupuk Organik Nasional (Pornas) buatan PT AWM Star Life, Sabtu, 26 Nopember 2022.
Sosialisasi tersebut menyasar Kelompok Tani Sidodadi di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. Sosilisasi ini merupakan solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia serta meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS), Dr. Ajang Maruapey menjelaskan, Pornas adalah pupuk organik berteknologi Nano yang berbasis Mikroba dan unsur hara makro dan mikro organik, primer sekunder lengkap, dengan proses rekayasa pembuatan dan penggunaan materi atau partikel yang berukuran sangat kecil (nano) dari mulut daun (stomata).
Ketika pupuk ini digunakan langsung diserap oleh tanaman secara instan dan tidak meninggalkan residu, Unsur hara makro dan mikro organik yang terkandung di dalam Pornas, diantaranya NPK Organik, B, Zn, Mg, Cu, Ca, Na, Co, Fe, Mo.
Selain itu, terdapat kandungan Mikroba Premium, Bacillus Sp, Lactobacillus Sp, Bacillus subtillis, Bacillus pumilis, Azotobacter, Pseudomomas alcalygenes, Streptomyces Sp dan Chytopaga Sp,” ujarnya semalam.
Lebih lanjut Ajang menyebutkan bahwa pupuk ini diformulasikan dalam bentuk cair dan serbuk. Pupuk cair mengandung tambahan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Hayati yang berfungsi menstimulan pertumbuhan tunas dan batang di masa vegetatif.
Sementara yang serbuk memiliki kandungan Kalium lebih banyak dibandingkan lupuk cair, berfungsi untuk meningkatkan pembuahan pada masa generatif.
” Keduanya memiliki Nutrisi Kebutuhan Dasar Tanaman, yaitu N (Nitrogen), P (Posfat) dan K (Kalium) dan ditambah belasan Nutrisi bermanfaat lainnya,” kata alumni program Doktoral Univeraitas Padjajaran ini.
Ajang menambahkan, perpaduan keduanya pada masa tersebut membuat hasil panen menjadi maksimal. Selain harganya murah, lebih efisien, hemat biaya produsi, juga mampu mengembalikan kesuburan sehingg tanah menjadi gembur yang pada akhirnya meningkatan produktivitas hasl peranian.
Diakui Ajang bahwa tujuan daripada sosialisasi ini untuk memperkenalkan pentingnya pupuk P
ornas berteknologi Nano kepada petani. Disamping itu mengajak petani dan masyarakat untuk kembali ke alam dan selamatkan alam (SAKA) serta bertani organik alami (TOA).
” Yang lebih penting adalah melepas ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pupuk subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu dengan menggunakan pupuk Pornas permasalahan petani yang dihadapi salami ini secara perlahan dapat teratasi,” ujarnya.
Ajang pun berkata, setelah sosialisasi ini mahasiswa di giring untuk mengaplikasikan penggunaan lakukan pupuk Pornas pada tanaman terong yang sudah berumur 30 hari setelah tanam.
Sementara itu, Ketua Prodi Ekbang STIE Bukit Zaitun, Nurlela yang turut serta dalam kegiatan tersebut menyampaikan, keterlibatan mahasiswa STIE Bukit Zaitun Sorong merupakan implementasi dari bagian kebijakan merdeka belajar, kampus merdeka.
Harapannya, kegiatan seperti ini dapat mendorong mahasiswa lebih proaktif serta bebas mendapat pengetahuan dan pengalaman tambahan sesuai bidang ilmu yang disukai.
” Nah, kebetulan mata kuliah ekonomi pertanian yang di programkan oleh mahasiswa pada semester ini diampu oleh bapak Ddosen Ajang Maruapey sudah sesuai harapan kami selaku prodi,” ujar Nurlela.
Nurlela menambahkan, kolaborasi antara mahasiswa prodi Ekbang BZ dan mahasiswa prodi Agrotek Unamin Sorong menjadi tanggung jawab bersama dalma rangka meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skills maupun hard skills yang relevan sehingga kedepan adik-adik mahasiswa ini lebih siap menghadapi tuntun jaman yang semakin kompleks.
Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa prodi Agroteknologi UMS dan mahasiswa Ekbang BZ ini diapresiasi oleh Solina Omega Mayor, mahasiswa semester 5 prodi Ekbang STIE Bukit Zaitun Sorong.
Menurutnya, kuliah kolaborasi ini dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khusuanya ilmu pertanian.
Sosialisasi yang dilakukan mahasiswa dari dua perguruan tinggi ini mendapat respon positif dari kelompok tani Sidodadi, buktinya mereka sangat antusias mengikuti sosialisasi ini.
Menurut salah satu anggota kelompok tani Sidodadi, Supaidi, petani pingin adanya perubahan baik dari segi pemupukan dan cara bertani organik. Setahu saya bertani organik mempunyai manfaat yang begitu besar dari segi kaulitas maupun kuantitas.
” Dengan begitu biaya yang kami keluarkan untuk membeli pupuk kimia dan lain-lain bisa dikurangi,” kata Supaidi.