Scroll untuk baca artikel
MetroTanah Papua

Pencaker OAP Sampaikan Keluhan Terkait CPNS kepada Pemkot Sorong

×

Pencaker OAP Sampaikan Keluhan Terkait CPNS kepada Pemkot Sorong

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SORONG,sorongraya.co-Sejumlah Pencari Kerja (Pencaker) Orang Asli Papua (OAP) mendatangi kantor Wali Kota Sorong pada Rabu, 23 Oktober 2024, untuk menyampaikan aspirasi terkait kualifikasi dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Mereka merasa resah karena banyak formasi tidak terisi, dengan sejumlah CPNS OAP tidak melamar pada kualifikasi yang disediakan.

Ketua Pencaker OAP,Jolvyn Kareth dalam pertemuan dengan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Papua Barat Daya, menyoroti kekosongan 52 formasi yang tidak dilamar. Ia mempertanyakan langkah Pemkot Sorong dalam menangani situasi ini dan meminta penjelasan terkait distribusi kuota khusus OAP.

“Kami ingin mendengar langsung penjelasan pemerintah terkait kuota dan mengapa ada dinas-dinas yang tidak terisi. Data sudah kami kumpulkan dan akan dibahas bersama,” ujar Jolvyn.

Pertemuan ini juga dihadiri Selly Kareth, perwakilan Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat Daya, yang menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, memastikan 80% kuota CPNS diperuntukkan khusus bagi OAP.

Kedua, membuka kesempatan lebih luas bagi lulusan yang sudah memiliki ijazah namun belum bekerja. Ketiga, menjamin transparansi dalam proses seleksi CPNS.

Selly menekankan pentingnya sosialisasi yang lebih baik bagi OAP terkait CPNS dan berharap pertemuan berikutnya dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Daya.

“Saya harap Sekda hadir dalam pertemuan ini agar langsung mendengar aspirasi kami. Generasi muda Papua yang hadir saat ini adalah calon pemimpin masa depan, termasuk Sekda di masa mendatang. Aspirasi ini harus sampai kepada pihak yang tepat,” ujar Selly.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BKPSDM Gamar Malabar menyatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui adanya formasi kosong setelah pendaftaran CPNS selesai. Ia juga menegaskan bahwa sosialisasi telah dilakukan, meski baru dapat diakses setelah periode pendaftaran.

“Kami tahu ada beberapa formasi yang tidak dilamar, padahal kualifikasi tersebut dimiliki oleh anak-anak Papua. Kami belum memahami alasan mereka tidak melamar posisi tersebut,” jelas Gamar.

Ia juga meminta agar aspirasi dan masukan dari Pencaker disampaikan secara tertulis agar dapat ditindaklanjuti dengan baik.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.