SORONG,sorongraya.co- – Lembaga Sensor Film (LSF) RI bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Papua Barat Daya menggelar sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Swiss-belhotel Sorong, Selasa, 15 Oktober 2024.
Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia di tengah derasnya arus informasi digital.
Ketua Komisi II LSF RI, Dr. Ervan Ismail, mengungkapkan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari tugas LSF dalam melindungi masyarakat dari dampak negatif film dan konten digital.
” LSF tidak hanya menyensor film di bioskop dan televisi, tetapi juga berkewajiban membantu masyarakat, terutama orang tua, agar bijak memilih tontonan sesuai usia,” ujarnya.
Ervan menyoroti fenomena maraknya konten di media sosial yang menurut data Kominfo RI mencapai 4,7 juta unggahan per hari.
” Ini menjadi tantangan karena banyak konten yang belum tersensor dan lolos tayang, terutama di platform seperti Netflix,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran dan tanggung jawab bersama agar masyarakat, khususnya anak-anak, terlindungi dari konten negatif yang berpotensi merugikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo PBD, Irma Riyani Soelaiman menambahkan bahwa perkembangan teknologi informasi yang pesat menuntut masyarakat memiliki literasi media yang memadai.
“Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri bertujuan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia,” tuturnya.
Irma menegaskan peran krusial LSF dalam menjaga kualitas tontonan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam gerakan ini.
” Dengan saling berbagi informasi dan pengetahuan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi penerus kita,” pungkasnya.
