SORONG,sorongraya.co- Dalam diskusi yang bertajuk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus (Otsus) semalam. Sejumlah mahasiswa yang hadir menganggap bahwa Otonomi Khusus (Otsus) telah gagal.
Pasalnya, bantuan dari pemerintah untuk pendidikan diberikan langsung ke kampus bukan ke mahasiswa asli Papua.
Pertanyaan dari salah satu peserta diskusi yakni Yohanis inilah mengundang reaksi dan tepuk tangan dari seluruh peserta diskusi yang hadir.
Menurut, Otsus telah gagal, anak-anak asli Papua kuliah masih tetap membayar. Itu artinya, pendidikan tidak berkeadilan.
” Bantuan dari pemerintah diberikan langsung ke kampus bukan kepada kami anak-anak asli Papua,” tuturnya.
Yohanes menyebut tak ada kompensasi bagi anak-anak asli Papua.
Diskusi semakin hangat tatkala pertanyaan yang disampaikan Yohanes ditanggapi oleh Anggota DPR RI Komaruddin Watabun selaku narasumber.
Menurut Komaruddin Watubun, pemerintah telah memberikan bantuan kepada semua kampus yang ada di Papua, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan.
Sayangnya, diakui Komaruddin bahwa bantuan tersebut belum sepenuhnya dirasakan langsung oleh mahasiswa asli Papua.
” Ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke tangan mahasiswa,” tuturnya.
Selain pertanyaan yang disampaikan Yohanes, beberapa pertanyaan lainnya pun diajukan oleh mahasiswa lainnya.
Salah satunya, kewajiban mahasiswa asli Papua membayar uang kuliah. Padahal pemerintah telah menggelontorkan bantuan yang bersumber dari dana Otsus untuk membangun pendidikan di Papua.
Diskusi yang awalnya mengundang reaksi dari peserta yang hadir, akhirnya dapat dikendalikan oleh moderator sehingga diakusi berjalan normal.
Diskusi yang berlagsung semalam, selain dihadiri mahasiswa, juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, akademisi, stakeholder dan peserta lainnya yang jumlahnya diperkirakan ratusan.
