SORONG,sorongraya.co- Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Provinsi Papua Barat Daya memberikan bantuan modal usaha bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Fopera di sekretariat Fopera, Sabtu, 06 Januari 2024.

Ketua Umum Fopera Papua Barat Daya, Yanto Amus Ijie mengatakan, bantuan ini diberikan dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan dan juga perekonomian daripada masyarakat yang ada di Provinsi Papua Barat Daya.
” Bantuan ini bertujuan agar pelaku usaha UMKM dapat mengelola dan mengembangkan usaha mereka paska pande Covid-19 pandemi dan juga dampak inflasi daerah serta kemiskinan ekstren di Provinsi Papua Barat Daya,” kata Yanto Amus Ijie.
Yanto menilai bahwa bantuan stimulan ini setidaknya berdampak langsung bagi pelaku usaha kecil dan menengah sehingga perekonomian Papua Barat Daya meningkat.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada kesempatan ini Fopera memberikan bantuan kepada mama-mama UMKM sebanyak 12 orang yang terdiri dari 10 orang mendapat nominal bantuan 4 juta dan dua orang mendapat bantuan 2 juta per orang.
” Bantuan disalurkan langsung melalui Bank Papua Cabang Sorong,” ujarnya.
Yanto menambahkan, selain memberikan bantuan, Fopera juga memberikan edukasi juga kepada pelaku usaha untuk menabung.
” Mereka harus membuka rekening sehingga dari hasil usaha tersebut bisa di tabung untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.
Alumnus USTJ Jayapura itu menyebut bahwa bantuan stimulan ini merupakan bagian daripada kita membantu pemerintah menekan inflasi daerah dan juga menurunkan kemiskinan ekstrem.
” Fopera hadir bersama-sama dengan pemerintah provinsi Papua Barat Daya berupaya menekan atau mengurangi angka kemiskinan ekstrem, juga menurunkan inflasi daerah,” tegasnya.
Yanto mengaku bahwa bantuan tunai yang Fopera berikan tanpa ada pengembalian. Makanya, tim kami nantinya akan melakukan pemantauan di lapangan terkait dengan perkembangan usaha mereka.
” Harapan kami, kedepan pemerintah provinsi Papua Barat Daya dan pemerintah kabupaten/kota yang ada di Papua Barat Daya juga harus memberikan semacam rangsangan atau stimulan kepada pelaku UMKM supaya mereka bisa bertumbuh dan bertahan,” tandasnya.
Bahkan Yanto mengingatkan, jika tidak dapat rangsangan nanti mereka susah berkembang, sehingga akan berdampak kecemburuan pelaku-pelaku usaha yang kuat dari luar masuk ke sini.
” Mereka kuasai pasar dan kemudian kita yang ada di sini menjadi penonton. Hal itu juga akan berdampak pada persoalan-persoalan sosial dan ekonomi,” terangnya.
Yanto mengaku bahwa mama-mama yang menerima bantuan, ada yang berdagang sayuran, penjual minyak, penjahit bahkan penjual nasi kuning.
” Yang tadinya jualan nasi kuning satu termos, dengan adanya bantuan tersebut bisa tambah tiga atau empat termos. Begitu juga yang jual pinang, dari 10 tumpuk menjadi 20 hingga 30 tumpuk,” ujarnya.
Ia menambahkan, mama-mama yang terima bantuan dari Fopera merupakan bagian dari tim perjuangan pemekaran provinsi PBD.
Fopera berharap pemerintah harus pro aktif mendata YMKM yang ada. Harapannya, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik.
Pada kesempatan yang sama, sekretaris Fopera Ortisan Kambu berharap, kadis perindustrian, perdagangan dan koperasi provinsi PBD mendata jumlah pelaku UMKM.
Fopera siap menjadi mitra pemprov PBD mendata dan mengkaver program bantuan dengan baik.
” Jika income daerah bertambah otomatis perekonomian daerah meningkat,” kata Ortisan.
Sementara salah satu pedagang kaki lima, Lince Hosio mengapresiasi program bantuan yang disalurkan Fopera.
Bantuan tersebut sangat membantu dalam menunjang usaha dalam rumah tangga.
” Kami bersyukur, terima kasih kepada pemerintah provinsi PBD serta Fopera yang telah memberikan bantuan,” ucapnya.