SORONG, sorongraya.co – Bendaraha umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Robert Joppy Kardinal merasa yakin jika Partai Golkar akan menjadi partai pemenang pertama pada Pemilu 2019 mendatang.
Hal ini diyakini Robert karena menurutnya partai berlambang beringin itu mempunyai basis disemua lini dan terstruktur dengan jelas. “Kita sudah punya akar rumput dan sudah terstruktur,” ujar Robert kepada sorongraya.co, Sabtu malam 7 April 2018.
Selain memenangkan partai Golkar, lelaki kelahiran Sorong ini juga menginginkan agar kemajuan pembangunan di Papua Barat semakin berkembang di semua aspek. Baik pada aspek ekonomi, pendidikan maupun pariwisata.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI ini bahwa hal penting dalam pembangunan daerah adalah kemajuan yang dirasakan secara langsung oleh rakyat, sebab rakyat bukanlah objek semata melainkan subjek dalam pengembangan pembangunan.
“Rakyat juga mempunyai peran penting dalam proses pembangunan di daerah, karena suara rakyat adalah suara Tuhan yang harus didengar,” pungkasnya.
Senada disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Papua Barat, Mozes Rudi Timisela. Menurutnya pada pesta demokrasi lima tahunan nantinya ada beberapa partai baru bermunculan dan masyarakat banyak disuguhi dengan drama tentang patologi (penyakit) politik.
Meski demikian Partai Golkar tetap bekerja seperti biasa dan berusaha mempertahankan suara dan kursi yang telah ada di parlemen. Dia menginginkan agar rakyat harus jelih melihat calon anggota legislative yang akan bertarung pada 2019 mendatang.
“Pemilu mengamanatkan sistem Parliamentary threshold yaitu ambang batas perolehan suara minimal partai politik, itu yang menjadi patokan, jadi rakyat harus jeli melihat calon-calon yang akan maju di pileg nanti,” ungkapnya.
Rudi mengingankan agar seluruh kader Partai Golkar tetap solid menjalankan visi misi partai, sehingga partai bernomor urut empat ini tetap eksis di Papua Barat. Bagi pria berdarah Maluku ini bahwa untuk menciptakan Pemilu berkualitas adalah suatu yang mutlak dan harus dipenuhi sehingga subjek dalam Demokrasi Pemilu bukan seperti menghadapi hantu menakutkan. [dwi]