Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra, yang lebih akrab dipanggil Tommy Soeharto. /Foto: Istimewa
Nasional

Tommy Soeharto: Kita Harus Jadi Tuan di Negeri Sendiri

Bagikan ini:

JAKARTA,sorongraya.co – Sebuah bangsa hanya mungkin menjadi bangsa besar manakala masyarakatnya menghargai jerih payah dirinya lebih dari penghargaan mereka atas karya bangsa lain.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra, yang lebih akrab dipanggil Tommy Soeharto.

“Kita harus menjadi tuan di negeri sendiri dan tak bergantung kepada produk dan hasil jerih payah bangsa lain. Bangsa kita pernah membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa hidup dari jerih payah dan keringat sendiri,” kata Tommy melalui siaran pers yang diterima sorongraya.co Selasa, 19 Maret 2019 usai merujuk prestasi Indonesia mencapai swasembada beras yang diakui Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) pada era pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1984.

Menurut Tommy, masyarakat perlu diyakinkan untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk bangsa sendiri, terutama segala yang ditanam di bumi Indonesia oleh para petani Indonesia. Ia meyakini, seyogyanya masyarakat merasa memiliki akan produk-produk yang dibuat sesama anak bangsa.

“Harus ada rasa rumangsa melu handarbeni atau merasa memiliki apa-apa yang tumbuh atau dibuat oleh sesama anak bangsa,”ujarnya.

Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra (Tommy Seoharto)/Foto: Istimewa

Sehari sebelumnya, Tommy juga mengatakan hal yang sama saat menghadiri acara yang digelar kelompok tani binaan Partai Berkarya di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, Senin 18 Maret 2019. Kehadiran Tommy  yang mengenakan baju kuning dengan kain adat Timor itu disambut warga dengan Tarian Likurai.

Di hadapan kader Partai Berkarya dan warga Kupang Tengah, Tommy mengaku lebih suka datang melebur ke tengah masyarakat sekaligus melakukan kerja-kerja nyata yang bisa dirasakan secara langsung oleh rakyat.

“Jangan berharap rakyat merasakan manfaat partai politik jika tak ada kerja-kerja nyata yang diperbuat di tengah masyarakat. Seluruh masyarakat Indonesia harus terbiasa berkarya. Itu yang bisa menjamin kebutuhan rakyat bisa terpenuhi,”terang putra bungsu Presiden Soeharto usai acara.

Ibaratnya lanjut dia, Partai Berkarya hanyalah jembatan. Jembatan itu terbentang untuk semua kader partai dan simpatisan. “Saya datang ke NTT bukan menjaring massa partai, tapi mau berbuat nyata untuk rakyat NTT.”imbuhnya.

Sementara itu, Caleg Partai Berkarya, Maria Lilyana Meko mengatakan, di NTT Partai Berkarya memiliki banyak kelompok petani binaan misalnya, di Kabupaten Belu ada kelompok tani usaha ekonomi produktif jagung, di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ada pembinaan untuk kelompok peternak sapi, di Kabupaten Kupang ada kelompok tani usaha garam dan rumput laut, usaha pertanian hortikultura lainnya. Selain itu, ada berbagai kelompok petani-peternak binaan lain di Sumba, Rote, Sabu, Flores, Alor, dan Lembata.

“Kami mencoba melihat potensi yang ada, lalu bersama masyarakat mengembangkannya,” pungkas Maria. [krs]


Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.