SORONG, sorongraya.co – Kesetaraan Gender atau Suistainable Development Goal (SDGS) adalah penghapusan Diskriminasi terhadap perempuan yang merupakan langkah maju perempuan dalam pembangunan berkelanjutan secara global.
Dukungan dan partisipasi pemerintah masyarakat baik di dunia usaha hingga profesi sangat dibutuhkan bagi peningkatan kualitas perempuan, tidak terkecuali peran kalangan akademisi.
Mentri Pemberdayaan Parempuan Dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yambise mengtakan, tidak akan maju pembangunan dalam suatu negara tanpa adanya keikut sertaan peran perempuan di dalamnya. Maka, dukungan dan partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, hingga profesi sangat dibutuhkan bagi peningkatan kualitas perempuan tidak terkecuali peran kalangan akademisi.
Gerakan HeForShe adalah bagaimana mendorong keterlibatan laki-laki dalam upaya-upaya melindungi perempuan untuk mewujudkan kesetaraan gender.
“Gerakan ini tidak hanya dapat diprakarsai oleh kaum laki-laki tapi perempuan juga dapat terlibat dalam upaya menyadarkan dan mengajak laki-laki untuk lebih responsif terhadap perempuan dan anak serta mengakhiri kekerasan. Untuk itu, saya mengajak seluruh mahasiswa di Bengkulu untuk menjadi agen HeForShe,” kata Yohana saat berkunjung ke Universitas Bengkulu, Rabu lalu 21 Maret 2018.
Kehadiran Menteri Yohana juga sebagai bentuk apresiasi terhadap respon positif Universitas Bengkulu yang telah menerapkan Kuliah kerja Nyata berbasis One Student Save One Family (OSSOF) yang menjadi salah satu gagasan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk memperkenalkan realitas sebenarnya dari masyarakat yang khususnya kehidupan keluarga kepada mahasiswa, serta mengasah kepekaan mereka untuk melihat masalah pada tingkat akar rumput.
Kalangan akademisi dapat berpotensi besar menjadi sumber daya dalam membantu Indonesia mewujudkan percepatan pembangunan dan kesetaraan gender. Salah satunya melalui Gerakan HeForShe. Gerakan ini menjadi kampanye global yang merupakan langkah solutif untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan responsive gender, serta dapat pula diterapkan dalam institusi perguruan tinggi.
Gerakan HeForShe mengajak laki-laki terlibat sebagai agen perubahan dalam mencapai kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak perempuan, serta upaya mengakhiri kekerasan terhadap keduanya.
“Saya mengharapkan bahwa sejak awal, seorang mahasiswa dapat mengenali situasi kehidupan masyarakat yang mereka lihat dan berada di sekitarnya, dengan demikian mereka dapat diasah kepekaannya untuk memahami masalah yang dihadapi kaum perempuan dan anak dalam masyarakat yang hendak ditanggulangi dengan berbagai program pembangunan,” ujar Menteri Yohana.
Ketika para mahasiswa telah mampu meningkatkan kepekaannya terhadap isu perempuan dan anak, Mentri Yohana berharap mahasiswa dapat mendukung misi Bapak Presiden Jokowi yang sebelumnya telah dinobatkan sebagai salah satu dari 10 Kepala Negara terpilih menjadi HeforShe Champion World Leader.
“Bersama Presiden mari kita lindungi kaum perempuan, anak-anak dan kelompok marjinal melalui 3 (tiga) fokus area, yaitu penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), serta peningkatan partisipasi perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan,” tambah Menteri Yohana [dwi]