JAKARTA. sorongraya.co – Staf ahli Kementrian Komunikasi dan Informasi, Hendra Subiakto mengatakan bahwa media online merupakan media masa depan. Menurutnya dengan bangkitnya media online diera digital saat ini telah mengalihkan para pembaca media cetak ke media online.
Pernyataan tersebut disampaikan Hendra Subiakto saat diskusi panel pada acara Musyawarah Bersama (Mubes) Ikatan Wartawan Online (IWO) ke-I di Hotel Puri Mega, Jakarta. Sabtu 9 September 2017.
Kata Hendra, dengan kehadiran media online yang menyajikan berita secara cepat dan akurat, sangat berdampak pada media cetak, sehingga sudah banyak media cetak besar yang ‘tutup’.
“Wartawan media online diharapkan dapat menyajikan berita yang cepat dan akurat serta berimbang dalam mengungkapkan fakta kejadian atau peristiwa yang terjad,” ujar Dosen Unair Surabaya ini.
Seperti yang dikutip dari situs Jagad Review, Badan Pengamat Media Inggris (OFCOM) dalam laporan terbarunya mengungkapkan, populasi orang Inggris yang menggunakan website dan aplikasi online untuk membaca berita untuk pertama kalinya melebihi jumlah pembaca surat kabar cetak dengan perbandingan 41:40 persen.
Di antara mereka, generasi muda lah yang paling banyak menopang pertumbuhan pembaca media online di Inggris. Selain itu, sekitar 60 persen dari kelompok umur 16-24 tahun mengakui mereka menggunakan Facebook, WhatsApp, Twitter, dan sumber informasi lainnya guna mengikuti perkembangan berita.
Periset tersebut juga mencatat, dari hasil survei kepada 2.731 orang dewasa di Inggris menyebutkan sebanyak 40 persennya mengakses berita menggunakan ponsel, lalu 15 persen menggunakan tablet.
Kendati demikian, dari segi jumlah persentase penikmat keseluruhan jenis media, televisi tetap menjadi sumber berita paling popoler bagi orang Inggris kebanyakan. Ada sekitar 75 persen penduduk yang masih memanfaatkan media konvesional tersebut.
Sementara itu, dalam sebuah penelitian terbaru yang dikeluarkan National Readership Survey mencontohkan, salah satu surat kabar cetak ternama di Inggris, The Sun telah kehilangan sebanyak satu juta pembaca setianya pada 2013 lalu menjadi enam juta pembaca saat ini. Penurunan itu terjadi setelah The Sun mulai fokus mengembangkan produknya media-nya ke dalam versi online. [nik/jr]