SORONG, sorongraya.com – Serikat Pekerja Pertamina Kawasan Timur Indonesia (SPP KTI) menggelar aksi unjuk rasa penolakaan akuisisi anak perusahaan PT Pertamina yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Aksi tersebut digelar di Kilang RU VII Kasim pada Selasa 17 Juli 2018. Tak sampai disitu, dikabarkan mereka akan menggelar aksi lanjutan pada 20 Juli 2018 mendatang di Jakarta yang dihadiri seluruh pekerja Pertamina se-Indonesia.
Ketua SPKTI Kilang RU VII Kasim, Adi Pramono mengatakan aksi ini disebut sebagai aksi bela Pertamina. Bagi Adi kebijakan pemerintah saat ini justru melumpuhkan bisnis pertamina.
“Pertagas yang 100 persen milik Pertamina dalam hal ini Negara akan diakuisisi oleh PGN yang 43 persen milik swasta dan mayoritasnya adalah milik pihak asing. Ini sama saja menjual aset negara ke pihak asing, kita tidak terima untuk aset ini dijual ke asing,” tegas Adi.
Apabila aksi tersebut tidak dindahkan oleh pemerintah, seluruh unit pertamina di Indonesia akan melaukan aksi mogok kerja dan berhenti beroperasi secara nasional.
Manager Utama RU VII, Edy Januari mengku jika pihaknya menolak dakuisisi persuahaan tersebut karena tidak adanya transparansi management. Bagi Adi 51 Persen saham Pertagas akan diakuisisi oleh PGN padahal PGN merupakan Perusahaan Listrik milik pihak swasta yang masyoritasnya adalah pihak asing.
Jika hal ini tetap dilakukan maka pertamina sebagai pemilik saham masyoritas tidak dapat mengatur pola bisnis dan organisasi.
“Sebenarnya siapa yang mengakuisisi siapa. Kalau dari laporan tahunan, Pertagas memiliki kinerja lebih baik dibandingkan PGN,” pungkasnya.
Adi menilai agar kinerja keuangan tetap baik, maka disarankan kedua perushaan ini dapat disinkronisasi bisnisnya karena kedua perusahaan tersebut bergerak dibisnis yang sama. [mar]
Editor : Mohan