SORONG, sorongraya.co – Aktivis Muda Papua, Jhon Haji Malibela meminta kepada pemerintah pusat untuk menghentikan kucuran dana otonomi khusus terhadap masyarakat papua. Sebab bagi Jhon, otsus masih menjadi polemik di masyarakat Papua.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sehingga mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sorong ini menilai agar dana otsus dihentikan. Pertama Pejabat Papua sendiri belum transparan soal penggunaan dana otsus.
“Kita tau bersama dana otsus diperuntukkan kepada tiga hal yakni Pendidikan, Kesehatan dan Infra struktur, namun sampai saat ini belum mencapai 50 persen. Akibatnya stigma orang papua masih berteriak merdeka,” tutur Jhon kepada sorongraya.co. Jum’at, 13 Maret 2020.
Alasan Kedua bagi Jhon adalah sampai saat ini dana otsus belum dirasakan secara utuh oleh masyarakat papua. “Ini hanya dinikmati kalangan tertentu, maaf kata ya, hanya dinikmati pejabat elit politik papua,” pungkasnya.
Sedangkan alasan Ketiga bagi putra moi ini adalah bahwa masyarakat papua masih sulit mendapat pelayanan pendidikan dan kesehatan secara gratis. “Contoh saja bahwa biaya pendidikan di sekolah-sekolah masih mahal. Baik SMP, SMA maupun perguruan tinggi,” ujar Jhon.
Oleh karena itu menurutnya dana otsus sebaiknya diserahkan langsung kepada orangnya atau kepala keluarga tanpa perantara. Karena jika melalui perantara sudah pasti dana tersebut akan dipangkas.
“Solusinya pemerintah harus melakukan pendataan terhadap orang papua secara baik melalui kepala keluarga. Setelah didata baru dikucurkan anggarannya,” ujar Jhon sembari mengatakan jika hal ini dilakukan tentu akan menghilangkan stigma dis integrasi bangsa. [mat]