SORONG,sorongraya.co-Ikatan masyarakat Pegunungan Tengah di Provinsi Papua Barat Daya gelar pertemuan terbuka pada hari ini untuk membahas sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus menyerukan pentingnya menjaga kerukunan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025. Forum tersebut menjadi ruang konsolidasi antara tokoh adat, perwakilan pemerintah, dan kelompok warga yang selama ini menjadi bagian penting dari dinamika sosial di Kota Sorong.
Dalam penyampaiannya, Ajeng Dyah Puspita, Wakil Kepala Region BGN Provinsi Papua Barat Daya, menekankan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya bergantung pada distribusi pangan, tetapi juga pada partisipasi aktif warga dalam memproduksi bahan pangan lokal. Ajeng mengajak masyarakat untuk menanam komoditas pangan yang dapat diserap langsung oleh dapur MBG, sehingga rantai pasokan program diperkuat dari produksi lokal dan membuka peluang ekonomi bagi anggota Ikatan.
Juhra, Koordinator Wilayah Kota Sorong BGN Provinsi Papua Barat Daya, menambahkan bahwa ibu menyusui dan balita di Kompleks Wamena Kota Sorong akan diakomodir dalam program MBG. Ia menegaskan bahwa perluasan sasaran dan dukungan bagi kelompok rentan merupakan komitmen BGN agar manfaat program dapat dirasakan secara merata, khususnya bagi warga yang selama ini menghadapi keterbatasan akses pangan bergizi.

Sementara itu, Rudi Kogoya, Kepala Suku Pegunungan Tengah Provinsi Papua Barat Daya, menyampaikan apresiasi atas perhatian Presiden RI melalui program MBG. Ia meminta agar warga Wamena di Kota Sorong mendapatkan pendampingan bertani serta dilibatkan sebagai tenaga kerja dalam pelaksanaan MBG. Menurutnya, pelibatan langsung warga Ikatan akan memperkuat rasa memiliki dan mendorong keberlanjutan program di tingkat komunitas.
Di akhir pertemuan, Rudi kembali mengimbau seluruh masyarakat Pegunungan Tengah di Papua Barat Daya untuk merayakan Natal dan Tahun Baru dengan damai, rukun, dan menjauhi konsumsi minuman keras yang selama ini menjadi pemicu konflik. Ia menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban internal Ikatan harus menjadi prioritas bersama.
Pertemuan ini memperlihatkan bahwa Program MBG tidak hanya dipandang sebagai bantuan pemerintah, tetapi sebagai instrumen penguatan ekonomi lokal, ketahanan pangan, dan stabilitas sosial di Kota Sorong terutama bila dijalankan dengan kolaborasi penuh antara Ikatan, pemerintah, dan pelaksana program di lapangan. (***)















