SORONG, sorongraya.co– Program Asta Cita 2 yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara sekaligus mendorong kemandirian bangsa, melalui swasembada pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Program prioritas ini memuat tiga poin utama, yakni Swasembada pangan, energi, dan air, Percepatan pencapaian target Net Zero Emission gas rumah kaca (GRK), dan Hilirisasi dan industrialisasi berbasis sumber daya alam (SDA) dan maritim untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya, demi mewujudkan keadilan ekonomi.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Presiden RI telah mendorong Asta Cita sebagai agenda nasional. Salah satu pilar utamanya adalah ketahanan energi.
“Dari sisi program prioritas, kita melihat bahwa isu energi mencakup target Net Zero Emission dan penguatan hilirisasi serta industrialisasi berbasis SDA. Di sinilah peran industri hulu migas menjadi sangat penting,” ujar Hudi.
Ia menegaskan bahwa untuk mencapai target tersebut, industri hulu migas harus mampu menjaga tingkat produksi atau lifting Optimalisasi aset yang ada serta percepatan proyek-proyek baru yang akan segera beroperasi menjadi kunci utama.
“Di bawah kepemimpinan Joko Suswarto selaku Kepala SKK Migas yang baru, beliau selalu menekankan bahwa seluruh kegiatan SKK Migas dan industri hulu migas harus berorientasi pada peningkatan lifting dan produksi nasional,” katanya.
Hudi juga mengingatkan seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus tetap berfokus pada tujuan utama, yakni mendukung peningkatan lifting.
Hudi menyoroti pula pentingnya peran media dalam menciptakan pemahaman yang benar di tengah masyarakat.
“Media memiliki peran strategis dalam menyuarakan kerja-kerja industri hulu migas, agar tidak terjadi mispersepsi. Dukungan masyarakat sangat penting untuk kelancaran operasional industri migas di tingkat lokal,”tutupnya.
