MANOKWARI,sorongraya.co– Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua Barat akan mengirim relawan dan bantuan ke Palu dalam pekan ini. Bantuan ini dikumpulkan oleh pengurus KKSS bersama pilar-pilar se-Papua Barat, pasca terjadinya gempa dan tsunami yang menghantam Palu, Donggala dan wilayah sekitar.
Sekretaris KKSS Papua Barat, H. Ahmad Kuddus di sela penyerahan hasil aksi kemanusiaan oleh Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKL) wilayah Manokwari bersama Ikatan Pemuda Luwu Raya Papua Barat, Sabtu 6 Oktober 2018 di Manokwari mengatakan, total dana yang terkumpul dalam aksi KKSS Peduli Palu dan Donggala lebih dari 200 juta rupiah.
“Ada juga pakaian layak pakai dan makanan,” kata Ahmad Kuddus yang beberapa waktu lalu juga mewakili KKSS Papua Barat bersama Ketua IWSS Papua Barat, Ayu Humaerah Batarai menyerahkan bantuan kepada warga yang terpapar bencana gempa bumi di Lombok, NTB.
Sedangkan Wakil Ketua KKL Raya Manokwari, H. Tajeri mengatakan total dana yang diserahkan kepada KKSS untuk disalurkan kepada warga di Palu sebesar 32 juta lebih. Dana ini dikumpul dari aksi yang digelar selama dua hari terakhir di Manokwari.
Sementara itu Koordinator Umum Kebencanaan KKSS Papua Barat, Andi Ikhlas menjelaskan pihaknya akan menggelar rapat dalam beberpaa hari kedepan untuk menentukan strategi distribusi bantuan. Tujuannya agar penyaluran bantuan bisa berlamgsung dengan efektif dan tepat sasaran.
“Kita juga terus berkoordinasi dengan pengurus KKSS Pusat dan KKSS Palu untuk tujuan ini. Mungkin kita lewat Makassar kemudian beli baham bantuan di sana yang dibutuhkan sebelum bertolak ke Palu,” jelasnya.
Ahmad Kuddus menambahkan, BPW KKSS Papua Barat masih terus membuka donasi publik untuk warga Palu dan sekitar melalui Bank BRI lewat nomor rekening 0353-01-001572-308. “Bagi warga yang hendak berdonasi silahkan dikirim via nomor rekening ini,” katanya.
Bukti transferan, lanjutnya, bisa dikirim lewat Whatsapp 085244221122. “Sementara donasi yang terkumpul berdasar laporan umum sebesar Rp.159.900.000. Tapi jumlahnya sebenarnya sudah lebih dari 200 juta,” pungkas Ahmad Kuddus.[***]