SORONG,sorongraya.co- Sejumlah keluarga korban pembakaran Tempat Hiburan Malam (THM) Double O menolak uang duka sebesar Rp 20 juta per keluarga dari pihak Doble O. Menurut mereka jumlah tersebut tidak sebanding dengan nyawa keluarga mereka.
Pertemuan yang berjalan Senin, 31 Januari 2022 di Mapolres Sorong Kota deadlock atau menemui jalan buntu sehingga dilanjutkan besok.

Kuasa hukum Double O yang ditunjuk untuk menangani tuntutan 17 korban pembakaran, Romeon Habari membenarkan bahwa pertemuan yang berlangsung tadi deadlock, akan dilanjutkan besok.
Keluarga korban tidak menerima uang duka yang ditawarkan pihak perusahaan Double O sebesar Rp 20 juta per keluarga.
” Kalau hak-hak yang lainnya, ternasuk uang tiket PP, hotel, pemulangan jenazah dan sebagainya sepenuhnya ditanggung perusahaan,” kata Romi.
Menurut Romi, uang duka yang kami tawarkan sudaj sesuai namun menurut keluarga korban kecil. Padahal kita sama-sama korban.
” Soal tuntutan BPJS dan sebagainya itu merupakan permasalahan antara karyawan dengan perusahaan penyedia jasa. Bukan antara karyawan dengan pihak Double O secara langsung,” ujar Romi.
Romi mengaku, saat ini pihaknya lebih berfokus pada masalah 17 jenazah. Karena sampai saat ini belum ada kata sepakat terkait uang duka.
” Kalaupun uang duka yang ditawarkan DO di tolak oleh pihak keluarga lantas apa sangsinya. Ini merupakan wujud kepedulian dari DO. Tidak ada aturan terkait hal itu
Sementara itu, Natalie yang merupakan tunangan Soni, drummer Rock Evolution, menutukan, uang duka yang ditawarkan oleh pihak DO tidak sebanding dengan nyawa korban.
” Ini bukan sekadar jumlahnya atau apa, tapi soal nyawa, bagaimana kepedulian mereka. Yang jelas kalau uang segitu tak sebanding,” ungkapnya.
Lebih lanjut Natali mengatakan, mengenai ada tidaknya asuransi kami belum membicarakannya. Begitu juga dengan kontrak yang berdurasi 3 bulan antara menejemen Double O dan menejemen Rock Evolurion seharusnya sudah selesai. Tetapi yang terjadi sudah berjalan 8 bulan.
Adik korban yang bernama Rosi berharap, bisa secepatnya membawa pulang jenazah kakaknya ke kampung halaman di Malang untuk dimakamkan.
Sebelumnya kami sebagai adiknya tidak mendapat firasat apa-apa. Cuma memang beberapa waktu lalu bapak sempat telepon suruh pulang. Tapi yang namanya kerjaan kan nggak mungkin ditinggalin.
Rosi mengaku bahwa pertemuan tadi kan belum selesai. Besok kita masih bertemu lagi dengan pihak perusahaan untuk kembali melanjutkan membicarakan soal uang duka.