Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Hukum & Kriminal

Semua Pihak Harus Menghargai Hak Adat Tujuh Suku Yang Ada di Wildat Doberay

×

Semua Pihak Harus Menghargai Hak Adat Tujuh Suku Yang Ada di Wildat Doberay

Sebarkan artikel ini

SORONG,sorongraya.co- Menanggapi pernyataan saudara Manawir Paul Finsen Mayor di salah satu media, Juru Bicara Dewan Adat Masyarakat Doberay, Aris Kambu meminta semua pihak menghargai hak adat tujuh suku yang ada di wilayah Doberay

Menurutnya, kita sesama Orang Asli Papua (OAP) harus saling menghargai. Kita tujuh suku ini ketika merantau ke tanah Saireri, Tabi Animham, Mepago, Lepago, kita tetap menghormati dan menghargai hak adat suku di situ.

368
Voting Calon Gubernur

Jika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya dilakukan pada hari ini, manakah yang akan anda pilih.

” Kita tidak bisa semerta-merta mengambil hak adat mereka sebab hal itu sangat sakral,” ujar Aris Kambu saat ditemui semalam.

Bahkn Aris menegaskan, saat ini, diatas tanah tujuh suku ini telah ada dewan adat. Kami sangat berharap, saudara Manawir Paul Finsen Mayor bisa bersikap legowo.

” Saudara bisa kembali menatap dan menata lembaga adat yang ada di tanah Saireri, tempat dimana saudara berasal. Negara melalui UU Otonomi Khusus memberikan kesempatan kepada 7 suku membentuk provinsi. Saudara bisa berjuang untuk memekarkan provinsi sendiri,” tegasnya.

Aris menambahkan, Doberay inikan tanah adat kami. Semua sumber daya alam yang ada di dalamnya milik kami, bukan milik siapa-siapa.

” Berbicara Raja Ampat, tuan tanahnya adalah suku Maya. Kita semua harus saling menghargai, jangan karena kepentingan politik tahun 2024 membuat situasi gaduh. Ingat bahwa anak-anak asli Papua dari 7 suku ini ada mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI dan DPR RI,” ujarnya semalam.

Aris juga mengingatkan bahwa, untuk kurai Majelis Rakyat Papua (MRP) dan DPR Otsus serta DPRK, biarkan kesempatan itu dinikmati anak-anak asli Papua dari 7 suku di wilayah Doberay.

Adik kandung dari salah satu tokoh deklarator pemekaran Papua Barat Daya ini berharap, Lembaga Masyarakat Aday (LMA) yang ada jangan mau diboncengi kepentingan politik sesaat.

” Jangan ada lagi LMA dan Dewan Adat tandingan sebab saat ini di provinsi Papua Barat Daya telah dibentuk Dewan Adat yang nantinya akan mengawal semua kebijakan Penjabat Gubernur,” terangnya.

Senada dengan yang disampaikan Aris Kambu, Sekretaris sementara dewan adat masyarakat Doberay, Abner Wilhelmus Ijie meminta agar saudara Pauk Finsen Mayor harus menghargai kami.

” Saat inikan Ketua DAP Wilayah 3 kan telah berganti orang, yakni pak Maidoga. Sebaiknya jangan terlalu banyak mengomentari wilayah adat kami,” ujar Abner.

Abner menyebut, tidak lama lagi dewan adat masyarakat Doberay terbentuk, itu artinya bahwa kami 7 suku ini yang akan mengatur dan menata rumah besar kami.

” Saya minta agar saudara Paul Finsen Mayor tidak lagi membuat peenyataan dengan mengatasnamkan DAP wilayah 3,” kata Abner.

Di tempat yang sama, perwakilan sub suku Moi Klabra, Gidion Kilmi menyampaikan, “Saya Sudah Ada Sebelum Ko Ada, Sebelum Ko Ada Saya Sudah Ada,”

Gidion Kilmi mengajak semua orang asli Papua untuk menghargai wilayah adat masing-masing.

” Kami dari dewan adat masyarakat Doberay berharap kepada saudara-saudara kita dari wilayah adat lain juga menghargai hak kami dalam rekruitmen anggota MRP dan DPR Otsus dan DPRK,” ujar Gidion.

341
Voting Calon Walikota

Jika Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sorong dilakukan pada hari ini, manakah yang akan anda pilih.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.