SORONG,sorongraya.co- Pasca pembacaan putusan yang dilakukan majelis hakim Pengadilan Negeri Sorong pada sidang lanjutan dengan terdakwa Abraham Fatemte alias Bram alias Cieh.
Ini penjelasan Yohanis Mambrasar selaku penasihat hukum Abraham Fatemte alias Bram alias Cieh.
Menurutnya Pengadilan Negeri Sorong tidak berhasil membuktikan siapa pelaku yang sebenarnya.
Sesuai dakwaan Jaksa Penuntut Umum bahwa klien kami di tuduh melakukan perencanaan pembunuhan, namun pada akhirnya majelis hakim menjatuhkan vonis turut serta.
Di sisi lain berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan dipersidangan, tidak ada satupun keterangan yang menyebutkan bahwa terdakwa ini ikut pertemuan di tanggal 28 Agustus 2021 dan 01 Agustus 2021.
” Hal yang sama juga disebutkan di dalam BAP penyidik kepolisian dan dakwaan jaksa bahwa klien kami tidak mengikuti pertemuan tersebut,” ujar Yohanis usai sidang putusan, Selasa siang.
Yohanis menambahkan, informasi yang berkembang adanya pertemuan itu Maikel Yaam dan Melkias Ky, tapi belakangan keterangan itu dicabut.
” Keduanya mencabut keterangannya dipersidangan dengan alasan dipaksa oleh penyidik polisi saat menjalani pemeriksaan,” ujarnya.
Yohanis menegaskan, seharusnya mereka bisa membuktikan siapa pelaku yang sebenarnya. Di lain pihak, Arnold Kocu sempat menyampaikan pernyataan bahwa pihaknya yang bertanggung jawab. Begitu juga dengan peristiwa pembakaran PT BKI serta peristiwa penyerangan pekerja proyek di Bintuni.
” Foto-fotonya jelas sekali, mereka itulah yang melakukannya. Teman-teman polisi sejarusnya bisa mencari orang-orang yang dimaksud. Masyarakat sipil tidak bersalah, jangan tangkap mereka,” ucapnya.
Aktivis LBH Papua ini mengaku, terkait putusan hakim, kami akan berdiskusi dengan keluarga untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
” Saya mau sampaikan bahwa klien kami dipidana bukan karena konflik antara kelompok pro kemerdekaan melawan aparat bukan kriminal biasa,” ungkapnya.
Yohanis menyarankan, seharusnya pemerintah mrlakukan upaya-upaya yang tepat untuk meredam konflik yang terjadi di Papua. Teman-teman wartawan pasti tahu hal itu.
” Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama cari pelakunya dan jangan tangkap masyarakat sipil. Kedua, gunakan upaya perdamaian, jangan kedepankan kekerasan. Kita orang Papua akan selamanya hidup dalam konflik,” bebernya.
Yohanis juga meminta kepada semua pihak, dalm menyelesaikan permasalahan di Papua tak perlu dengan senjata dan kekerasan.