MANOKWARI,sorongraya.co– Diduga terlilit persoalan hutang piutang, oknum sopir hilux Manokwari – Bintuni, Agus Arianto (28) nekat menghabiskan hidupnya dengan bunuh diri di Kontrakan Hj Asma, Kompleks Pasar Sentral Kabupaten Teluk Bintuni, Kamis 30 Agustus 2018 sekira pukul 15.20 WIT.
Sesuai kronologis kejadian yang dijelaskan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Andriano Ananta,S.IK melalui Kabid Humas Polda Papua Barat, AKBP Hary Supriyono mengatakan, pada hari kamis, 30 Agustus 2018 pukul 15.20 WIT, piket Penjagaan Polsek Bintuni Kota menerima Laporan dari masyarakat bahwa telah ditemukan mayat di rumah kontrakan Hj. Asma di depan Kuburan Islam Kab. Teluk Bintuni.
Setelah menerima laporan tersebut pada pukul 15.30 WIT anggota piket penjagaan bersama piket Fungsi langsung Turun ke TKP di bawah pimpinan Kapolsek Bintuni Kota, IPTU Herman, S.H.
“Pada Pukul 15.45 dari pihak Reskrim bagian Identifikasi Polres Teluk Bintuni melakukan olah TKP dibantu unit Reskrim Polsek Bintuni, setelah itu pukul 17.22 WIT Korban di evakuasi ke RSUD Bintuni dengan menggunakan mobil ambulance” kata Kabid Humas Polda Papua Barat, AKBP Hary Supriyono kepada wartawan di Manokwari, Jum’at 31 Agustus 2018.
Setelah mengevakuasi korban, tim penyidik satuan reskrim Polres Teluk Bintuni melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi-saksi diantaranya, DW (28) menjelaskan bahwa, pada hari Rabu 29 Agustus 2018 , Korban mendapat telfon dari mantan Isterinya yang saat ini berada di Nabire untuk minta kiriman uang.
Kemudian pada hari Kamis 30 Agustus 2018 sekitar pukul 08.00 Wit korban dihubungi bos pemilik mobil hilux, Aziz meminta agar segera mengirim uang setoran mobil sebesar Rp. 4.000.000, paling lambat pukul 10.00 WIT uang tersebut sudah harus ditransfer.
“Pada hari Kamis 30 Agustus 2018, sekira pukul 11.00 WIT korban minta tolong kepada DW ( saksi l ) untuk mencari Pinjaman uang sebesar Rp.4.000.000 untuk dikirim ke bosnya, sekira pukul 12.00 WIT DW bersama temannya keluar mencari pinjaman Uang, tapi tidak mendapatkan pinjaman” ungkap Kabid Humas.
Karena tidak mendapat pinjaman, DW bersama temannya YD (Saksi II)kembali ke rumah kosnya sekira pukul 15.30 WIT, saat membuka pintu ternyata terkunci dari dalam, melihat pintu terkunci DW dan YD (33) teriak panggil nama korban, tapi tidak ada jawaban.
Setelah DW memastikan keberadaan korban melalui kaca jendela ternyata melihat darah berceceran di lantai dapur kosanya.
“Diduga kuat Korban meninggal akibat bunuh diri dengan cara menikam tubuhnya dengan Alat tajam (badik), dengan melihat dari keterangan para saksi di atas, tidak Menutup kemungkinan korban tertekan masalah ekonomi, karena telah ditemukan pesan singkat dari HP Korban yang berbunyi ” saya minta maaf, saya tidak sanggup lagi, tolong maafkan semua kesalahan saya “. ungkap Hary Supriyono.(ken)