Bupati Puncak, Willem Wandik
Bupati Puncak, Willem Wandik
Hukum & Kriminal

Bupati Puncak Kesal Tindakan KKSB Bunuh Warga Sipil

Bagikan ini:

JAYAPURA, sorongraya.co – Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik mengaku kesal dengan tindakan Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya yang melakukan pembunuhan terhadap 17 pekerja jalan Trans Papua dan seorang anggota TNI di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, pekan lalu.

“Saya menyesalkan dan sangat kecewa karena pelaku (KKSB – red) membunuh masyarakat sipil. Kenapa? Karena seharusnya sasaran mereka itu jelas TNI-Polri yang dianggap sebagai musuh KKSB, tapi jangan dengan cara seperti ini (membunuh sipil yang tidak bersalah),” kata Willem Wandik saat ditemui wartawan di Jayapura, Selasa 11 Desember 2018.

Peristiwa seperti ini, kata Wandik, ke depan tidak boleh terjadi lagi bukan hanya di Kabupaten Nduga tapi daerah lain di Papua termasuk Kabupaten Puncak yang kerap terjadi aksi teror penembakan oleh kelompok separatis kriminal bersenjata.

“Jadi, ada kebijakan pembangunan jalan trans Papua di era Jokowi dan daerah pegunungan saat ini sedang gencarnya membangun terutama infrastruktur, kami sudah cukup lama merindukan untuk bisa menikmati naik mobil dan lainnya, sebab kalau ada akses infrastruktur baru kita bisa bangun yang lain seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian,” jelas Wandik.

Menurut Willem, sebaiknya pemerintah membentuk tim relawan yang melibatkan semua unsur seperti gereja, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, DPR, tokoh masyarakat, adat setempat yang membantu upaya pencarian empat karyawan PT.Istaka Karya yang masih dinyatakan hilang (satu korban sudah ditemukan tewas).

Serta dalam hal melakukan upaya persuasif dengan kelompok KKSB, serta terpenting adalah untuk mengembalikan masyarakat yang lari bersembunyi ke hutan karena ketakutan akibat tindakan represif aparat saat memburu kelompok separatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.

“Jadi, sekali lagi kami turut menyesal dan berduka sedalam dalamnya atas penembakan terhadap para pekerja jalan ini, mereka memang pantas disebut pahlawan pembangunan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi,” ujarnya.

Dikatakan, jika konflik ini terus berlanjut maka diyakini pembangunan tidak akan berjalan maksimal, sehingga disarankan agar penyelesaian konflik ini didahulukan kemudian dilanjutkan lagi pembangunan jalan trans Papua.

“Sebaiknya diselesaikan dulu permasalahannya baru kemudian pembangunan dilanjutkan. Daripada nanti kalau bangun, trus kejadian lagi. Ini sayang skali padahal untuk bangun jalan ini pemerintah sudah kucurkan dana triliunan rupiah,” katanya.

Dari total 24 karyawan yang sedang mengerjakan proyek jembatan di kali Yall dan Yigi, empat diantaranya selamat saat insiden penembakan karena berpura pura tewas dan kemudian melarikan diri, sedangkan empat lainnya yang juga turut melarikan diri hingga kini belum diketahui nasibnya.

Aparat gabungan TNI Polri hingga kini masih terus melakukan pencarian terhadap empat korban sekaligus mengejar para pelaku penembakan yang diperkirakan mencapai empat puluhan orang.[*]


Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.