MANOKWARI,sorongraya.co – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak tak menampik pihaknya kecolongan mencegah kebrutalan aksi massa di Manokwari, Senin 19 Agustus 2019.
Ia mengatakan bahwa pada tanggal 18 Agustus atau malam harinya ia menggelar pertemuan di kediaman bersama pejabat utamanya namun saat itu belum menerima satupun informasi terkait akan adanya aksi massa.
“Dan pada pertemuan petama belum ada informasi. Informasi pertama kita dengar sudah malam hari tanggal 18 setelah pertemuan. Sehingga kita memang benar-benar berkomunikasi dengan semua pihak, tapi memang sejak malam sudah ada info bakar-bakar,” ujar Herry Nahak di hadapan puluhan awak media dalam jumpa pers di Niu Aston Hotel Manokwari, Selasa (20/08) sore.
Dia juga mengakui kesulitan dalam mengantisipasi pergerakan massa yang hampir terjadi di semua titik Kota Manokwari. Bahkan kata dia, aksi tersebut sulit dibendung dikarenakan hampir semua lapisan masyarakat asli papua ikut terprovokasi.
“Informasinya (Pergerakan massa, red) memang begitu cepat, nah ini sedikit mempersulit suasana. Kemudian yang melakukan pengerusakan adalah masyarakat-masyarakat yang ikut terpancing tadi,” cetusnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, yang ikut hadir dalam jumpa pers tersebut, mengawali pernyataannya dengan menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Papua Barat khsusnya Manokwari dan Kota Kota Sorong.
“Saya memohon maaf kepada masyarakat Papua Barat khususnya Masyarakat di Manokwari dan di Kota Sorong,” ucap Dominggus.
Dan ia mengaku baru mengetahui informasi akan adanya aksi demo tersebut pada 18 malam. Selanjutnya dirinya menghubungi Ketua BEM Unipa dan menitipkan pesan agar menyampaikan aspirasi dengan baik dan tidak melanggar ketentuan undang-undang.
“Tanggal 18 Agustus malam saya baru tahu. Begitu tahu paginya saya telepon Ketua BEM Unipa dan saya mengatakan silahkan demo tapi harus aksi damai. Dan itu dijawab oleh Ketua BEM bahwa akan menjamin tidak ada demo anarkis,” tutur Dominggus.
Menyikapi aksi massa yang menimbulkan gejolak di Manokwari dan Kota Sorong ini, pihaknya bersama wakil gubernur langsung menggelar pertemuan bersama sejumlah pihak di Niu Aston Hotel Manokwari, Selasa 20 Agustus hingga Sore.
Diantaranya bersama utusan Mabes Polri Irjen Pol Paulus Waterpau Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak, Kabinda Papu Barat, Perwakilan DPR Papua Barat Bupati Manokwri Demas Paulus Mandcan, Ketua MRP PB Maxsi N Ahoren.
Dominggus pun menyayangkan apa yang terjadi dan ia selama ini selalu membangun pendekatan- pendekatan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kesempatan untuk mewujudkan Papua Barat yang damai dan sejahtera.
“Selama ini saya selalu lakukan baik dalam kapasitas kecil maupun besar, saya hadir mengimbau masyarakat bahwa keamanan menjadi tanggung jawab kita semua. Tapi itulah masyarakat kita berbagai pihak dengan berbagai kepentingan entah kepentingan pribadi dan kelompok memanfaatkan kesempatan ini,” kata Dominggus.
“Jadi bukan saya membela diri tapi ada pihak-pihak yang tidak sejalan dan sependapat dengan kita momen ini bisa dimnafaatkan,” sambungnya.
Untuk itu, ia mengajak semua elemen masyarakat agar menjaga dan memupuk persatuan dalam kedamaian di Papua Barat sehingga keamanan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak namun tanggung jawab bersama.
“Yang jelas setelah rapat semua saran dan masukan menjadi catatan penting untuk kita tindaklanjuti dalam pertemuan bersama berbagai tokoh elemen masyarat menyikapi persoalan ini sehingga tidak terulang lagi,” tutupnya. [krs]