SORONG. sorongraya.co – Sungguh apa yang dipancangkan Nabi Ibrahim AS adalah sebuah momentum sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia sampai sekarang ini.
Ia menghendaki sebuah sebuah masyarakat ideal yang bersih, yang merupakan refleksi otentik interaksi dengan kepercayaan, nilai luhur dan tata aturan (Syariat) yang telah menjadi dasar kehidupan manusia.
“Nabi ibrahim adalah suri tauladan abadi, ketundukannya kepada sistem kepercayaan nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa,” kata Ustazd Agung Sibela saat menyampaikan khutbah Idul Adha. Jum’at (01/09/17), di masjid Riyadhul Muttaqin, Rawa Indah, Kota Sorong.
Dalam ibadah qurban, kembali Nabi Ibrahim AS tampil sebagai manusia pertama yang mendapat ujian pengorbanan dari Allah SWT. Ia harus menunjukan ketaatannya yang totalitas dengan meyembelih putra kesayangannya, yang dinanti kelahiran sekian lama.
Menurut ustazad Agung Sibela, andaikan Nabi Ibrahim AS manusia yang lemah, tentu akan sulit menentukan pilihan. Salah satu diantara dua yang memiliki keterikatan besar dalam hidupnya, Allah SWT atau Ismail anaknya. Berdasarkan rasio normal, boleh jadi Ibrahim akan lebih memilih anaknya Ismail dengan menyelamatkannya dan tanpa menghiraukan perintah Allah SWT.
Namun ternyata Ibrahim adalah sosok hamba pilihan Allah SWT yang siap memenuhi segala perintah-NYA, dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin cintanya kepada Allah SWT memudar karena lebih mencitai putranya. Akhirnya ia memilih Allah dan mengorbankan Ismail yang pada akhirnya menjadi syariat ibadah kurban pada umat nabi Muhammad SAW.
Pelaksanaan sholat Idul adha bukan hanya di Masjid Riyadhul Muttaqin. Ibadah qurban ini juga dilaksanakan di belahan dunia manapun, termasuk Jamaah Masjid Alkhurriyah, Pondok Indah, Malanu.
Pantauan sorongraya.co, terhitung ratusan jamaah Malanu memadati halaman masjid Al-khurriyah guna menunaikan sholat idul adha secara berjamaah. Dalam perayaan sholat idul adha tersebut dipimpin oleh Imam Abu Bakar. Usai melaksanakan sholat, para jamaah berbersalam-salaman untuk saling memaafkan satu sama lain. [moh]