SORONG,sorongraya.co- Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) terus menunjukkan komitmennya untuk berkiprah di tingkat global dengan mendatangkan mahasiswa asing.
Saat ini, Unamin telah menerima dua mahasiswa asal Sudan yang tengah menempuh pendidikan di Program Studi Informatika. Kehadiran mahasiswa asing ini menjadi bagian dari langkah strategis universitas dalam memperluas jangkauan internasional dan meningkatkan daya saing di kancah global.
Kepala Kantor dan Urusan Internasional (KUI),Rizal Akib mengatakan,mendatangkan mahasiswa asing bukan keputusan yang mendadak, ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan, kedatangan dua mahasiswa asal Sudan ini bukan yang pertama bagi Unamin, meskipun untuk belajar secara reguler memang baru kali ini. Sebelumnya, kami juga pernah menerima mahasiswa asing dalam berbagai aktivitas, salah satunya mahasiswa dari Australia.
Program penerimaan mahasiswa asing ini merupakan salah satu wujud nyata Unamin dalam mewujudkan visi menjadi kampus unggul yang berdaya saing, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Rizal Akib menambahkan bahwa aktivitas internasional seperti konferensi, magang, dan student exchange juga menjadi bagian penting dalam membangun reputasi global kampus.
Untuk mendukung adaptasi mahasiswa asing, Unamin telah merancang program khusus yang dikelola oleh Kantor Urusan Internasional (KUI).
” Selain mengikuti PKKMB, mahasiswa asing akan menjalani sesi adaptasi tambahan, termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditargetkan selama tiga bulan pertama, serta pengenalan budaya lokal. “Kami tidak melepas mereka begitu saja. Akan ada sesi khusus untuk mengenalkan budaya dan juga sistem akademik di Unamin, ” ujar Rizal.
Meski begitu lanjut Rizal, tantangan terbesar dalam penerimaan mahasiswa asing bukan hanya pada proses perkuliahan, tetapi juga saat mendatangkan mereka ke Indonesia. Rizal Akib menjelaskan bahwa tantangan ini mencakup persiapan awal, pengenalan kultur akademik, serta pemenuhan aturan keimigrasian.
” Misalnya, sesuai aturan keimigrasian, mahasiswa asing tidak diperbolehkan bekerja selama menjalani studi di UNAMIN. Untuk bergabung dengan organisasi kampus atau UKM, kami masih perlu berdiskusi lebih lanjut dengan pihak imigrasi, ” tambahnya.
Di sisi bahasa, UNAMIN cukup siap mengatasi tantangan ini. Mahasiswa Sudan yang datang memiliki latar belakang bahasa Arab sebagai bahasa ibu, serta kemampuan bahasa Inggris yang baik.
Dengan dukungan dosen yang mampu mengajar dalam bahasa Inggris dan sesama mahasiswa yang bisa berbahasa Arab, hambatan bahasa bukan menjadi masalah besar.
“ Selain itu, mereka juga diwajibkan mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bagian dari proses adaptasi akademik dan budaya, ” kata Rizal Akib.
Langkah Unamin untuk mendatangkan mahasiswa asing sejalan dengan visi universitas untuk terus meningkatkan kualitas akademik serta meraih akreditasi unggul, dengan tujuan agar kampus ini dapat bersaing di tingkat internasional. Kehadiran mahasiswa asing diharapkan dapat memperkaya lingkungan akademik dan mendorong pertukaran budaya yang konstruktif di dalam kampus. (Cr-Arn)