SORONG,sorongraya.co- Ketua Umun Forum Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya, Yanto Amus Ijie menilai bahwa kepemimpinan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Muhammad Musa’ad boleh dikatakan berhasil.
Terbukti, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Muhammad Musa’ad melalui kebijakannya menempatkan 80 persen Orang Asli Papua (OAP) pada struktur jabatan.
Tak hanya itu, Penjabat Gubernur juga telah menyelesaikan proses seleksi anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat Daya.
” Jadi, kami tetap memberikan dukungan kepada penjabat gubernur provinsi Papua Barat Daya dalam melaksanakan tugasnya,” kata Yanto Amus Ijie usai Deklarasi Foperadi di taman Sorong City, Sabtu siang, 17 Juni 2023.
Lebih lanjut Yanto mengatakan, demo itu biasa, namun harus memiliki data yang valid, bukan berdasarkan asumsi semata juga memberikan solusi.
” Demo yang dilakukan harus mewakili kepentingan orang banyak, kepentingan masyarakat nusantara. Tapi kalau demo hanya untuk kepentingan pribadi saya nggak mau. Harus untuk kepentingan orang banyak,” ujarnya
Alumni USTJ Jayapura ini menambahkan, Fopera hadir sebagai corong untuk menyuarakan kepentingan masyarakat yang ada di Provinsi Papua Barat Daya. memperjuangkan hak-hak pendiri Provinsi Papua Barat Daya, yang terdiri dari tim Deklarator, Percepatan dan tim Presidium.
” Kami bersyukur bahwa pak gubernur.sudah merespon secara besar. Kami tetap akan kawal. Paara pejuang Ini harus mendapat porsi yang terbaik di provinsi ini,” ungkapnya.
” Kalau dikatakan bahwa deklarasi Foperasi merupakan setingan gubernur ini harus saya klarifikasi bahwa itu tidak benar,” tambahnya.
Yanto membeberkan, deklrasi Fopera awalnya direncanakan tanggal 20 Mei 2023, bertepatan dengan Hari Kebnagkitan Nasional. Nmaun, diundur ke tanggal 01 Juni 2023, juga bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila. Lagi-lagi diundur ke tanggal 17 Juni 2023.
” Tanggal deklarasi ini tidak datang atau mungkin sekadar untuk mengalihkan itu tidak benar, teman-teman harus dewasa memahaminya,” terangnya.
Bahkan Yanto mengaku bahwa sesama teman-teman pejuang todak mempermasalahkn tannggal deklarasi.
” Kalau mau menyampaikan kritik yang eleganlah, dengan cara yang santun agar bisa diterima oleh semua pihak,” ujar Yanto.