SORONG, sorongraya.co – Sebanyak 1.000 lebih Lapak Pedagang Kaki Lima di Pasar Sentral Remu, Kota Sorong, ludes dilahap Api. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu petang 28 September 2024, sekitar pukul 18.00 WIT.
Ketua Organisasi PKL Pasar Remu Kota Sorong, Zainudin mengaku jika kebakaran pasar remu di tahun 2024 merupakan kebakaran terbesar dibanding lima tahun sebelumnya. Atas peristiwa itu sebanyak 1.000 PKL kehilangan tempat usaha.
“Ini kebakaran terbesar dibanding lima tahun terakhir. Kali ini banyak PKL maupun tokoh yang terbakar. Ada sebanyak 1.060 PKL yang korban, belum termasuk tokoh,” tutur Zainudin kepada sorongraya.co. Minggu 30 September 2024.
Akibat peristiwa itu total seluruh kerugian yang dialami para pedagang berkisar milyaran rupiah. Ia berharap Pemerintah Kota Sorong maupun Provinsi Papua Barat Daya dapat mengatasi persoalan ini secepat mungkin.
“Banyak warga yang keseharianya sebagai pedagang akhirya hilang. Kami berharap ada perhatian pemerintah untuk secepatnya membantu agar situasi normal kembali. Paling tidak, ada relokasi tempat yang baru untuk sementara sambil menunggu pembangunan pasar,” tutur Zainudin.
Andika, salah satu PKL Pasar Remu terpaksa meratapi nasib usahanya yang telah hilang dalam sekejap mata. Ia mengaku sedih lantaran barang daganganya baru saja didatangkan untuk dijual ikut terbakar.
Meski begitu Andika mengaku ikhlas menerima kejadian yang dialami bersama PKL lainya. “Yah mau bagaimana, kita ikhlas, semua ini ujian dari Allah SWT,” tutur Andika dengan wajah lesu.
Senada disampaikan Lukman, salah satu PKL yang barang dagangan miliknya-pun ikut terbakar. Ia menceritakan sebelumnya Lukman bersama beberapa rekannya telah menutup barang dagangan dan hendak pulang ke rumah.
Setelah tiba di rumah, Lukman mendengar kabar bahwa pasar remu terbakar. Tak menunggu lama, ia akhirnya kembali ke pasar dengan niat untuk menyelamatkan barang daganganya, namun sayang seribu sayang, api lebih cepat melebar sampai ke tempat usahanya.
Pantauan sorongraya.co, tampak para pemilik lapak mendatangi pasar untuk melihat tempat jualan mereka yang telah hangus tebakar. Terlihat anak-anak maupun orang dewasa memeriksa puing-puing hasil terbakarnya barang dagangan warga.
Mereka memilih dan memeriksa bahan besi yang masih utuh seperti linggis, pacul, sekop dan barang lainya.