SORONG. sorongraya.co – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Papua Barat, Abdullah Gazam mengutuk aksi penyerangan terhadap para tokoh agama yang terjadi dua pekan terakhir.
Gazam menuturkan kasus penyerangan tokoh agama yang terjadi di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta merupakan penyerangan ke empat. Pelaku bernama Suliyono asal Banyuwangi itu menyerang para jemaat dan pastor gereja saat misa pagi berlangsung.
Sebelumnya Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri dianiaya usai melakukan Salat Subuh pada 27 Januari 2018 lalu. Kasus serupa juga menimpa Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto di Bandung. Prawoto tewas dianiaya oleh seorang pria, pada Kamis pagi 1 Februari 2018.
Selanjutnya, kasus ketiga dialami Biksu Mulyanto Nurhalim asal Desa Babat, Tangerang, Banten. Pada Sabtu, 10 Februari 2018. Nurhalim dipaksa menandatangani surat perjanjian supaya tak menggelar kegiatan peribadahan di desanya sendiri.
“Sehubungan dengan maraknya berbagai aksi teror terhadap pemuka agama dari berbagai agama belakangan ini, maka kami kader dan pengurus PKB di semua tingkatan mendapatkan lima perintah langsung dari Ketua Umum DPP Abdul Muhaimin Iskandar,” tutur Gazam kepada sorongraya.co. Senin 12 Februari 2018.
Lima intruksi tersebut adalah, Pertama Gunakan dan pasang profile picture di handphone masing-masing bendera Merah Putih dengan tulisan ‘Indonesia Tidak Takut’ mulai malam ini sampai ada langkah konkret penyelesaian dari aparat keamanan.
Kedua, seluruh pengurus dan anggota PKB merapatkan diri serta melakukan komunikasi intensif dengan pemuka-pemuka agama untuk melakukan langkah preventif. Ketiga, Melakukan aksi doa bersama, berbagi bunga tanda kasih dan nyalakan lilin keprihatinan di setiap cabang PKB bersama tokoh-tokoh lintas agama sebagai bentuk pembelaan kita terhadap kebhinekaan, toleransi dan kemanusiaan.
Keempat, Percayakan kepada aparat penegak hukum untuk segera menangkap pelaku teror dalam waktu sesingkat-singkatnya dan Kelima Khusus kepada DPW dan DPC yang di daerahnya telah terjadi aksi teror harus segera memberikan advokasi dan pertolongan kepada para korban sekaligus menghadirkan rasa aman di daerah tersebut.
PKB Papua Barat mendesak aparat kepolisian bergerak cepat menemukan dan menindak tegas pelaku penyerangan dan otak di balik berbagai rangkaian serangan tersebut, sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.
Gazam menghimbau agar masyarakat di Papua Barat tidak terprovokasi dengan kasus kekerasan yang menimpa para tokoh agama di daerah bagian barat. Dirinya juga mengajak seluruh umat beragama untuk terus menjunjung tinggi toleransi dan tidak saling hasut menghasut yang pada akibatnya dapat menimbulkan kebencian.
“Kami harap aparat keamanan dalam hal ini kepolisian segara melakukan upaya penangkapan terhadap otak dibalik penyerangan para tokoh agama. Kami sangat menyayangkan ini bisa terjadi di negara yang multikultural, negara yang menganut nilai-nilai kebinekaan,” ujar Gazam. [dwi]