MetroPendidikan & Kesehatan

Tim Pendamping Keluarga di Papua Barat Daya Didorong Tekan Angka Stunting

×

Tim Pendamping Keluarga di Papua Barat Daya Didorong Tekan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini

SORONG,sorongraya.co- Bertempat di Rylich Panorama Hotel, Rabu, 5 Juni 2024,Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Provinsi Papua Barat Daya menggelar workshop bertajuk “Peran Serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Mencegah Stunting”.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas TPK dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting di wilayah Papua Barat Daya.

Ketua panitia kegiatan, Petrus Meokbun dalam laporannya menyampaikan, berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia hingga pertengahan tahun 2023, angka prevalensi stunting nasional mengalami penurunan dari 24,4% menjadi 21,6%.

Meskipun demikian, angka stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya masih di atas rata-rata nasional, yaitu 22,2% di tahun 2023.

” Target yang ingin dicapai pemerintah Provinsi Papua Barat Daya yaitu penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024 dan diupayakan kita bisa menurunkan sampai di bawah 14% pada tahun 2025,” ujar Petrus.

Petrus menyebut bahwa salah satu program prioritas Penjabat Gubernur Papua Barat Daya untuk mencapai target tersebut adalah Jaminan Seribu Hari Kehidupan atau Jambu Hidup.

” Program ini diharapkan dapat memberikan asupan gizi yang optimal bagi anak-anak di masa balita, yang merupakan periode kritis untuk mencegah stunting.

Petrus berharap, workshop ini dapat membantu TPK dalam memahami peran penting mereka dalam pencegahan stunting.

” TPK merupakan ujung tombak dalam membantu pemerintah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan keluarga mengenai pola makan sehat, asupan gizi seimbang yang benar bagi anak-anak dan upaya lainnya dalam menurunkan prevalensi angka stunting di Papua Barat Daya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan P2KB Papua Barat Daya, Naomi Netty Howay,Wakili oleh Sekretaris Dinkes P2KB Hansen Suu menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya workshop ini.

Ia mengatakan bahwa stunting harus ditangani dari hulu, yaitu dengan melibatkan peran serta masyarakat.

” Semua peserta diimbau untuk mengikuti kegiatan dengan baik dengan mendengar informasi dari narasumber dan mengimplementasikannya dengan baik,” kata Hansen.

Diharapkan dengan workshop ini, para TPK dapat lebih memahami peran dan fungsinya dalam pencegahan stunting, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan dalam menurunkan angka stunting di Papua Barat Daya.

Kegiatan workshop ini diikuti oleh para TPK, anggota PKK dan perwakilan Dinkes Kota dan Kabupaten se Papua Barat Daya.

Narasumber dalam workshop ini berasal dari berbagai instansi terkait, seperti BKKBN, Dinkes P2KB, dan akademisi.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.