SORONG,sorongraya.co-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMak) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, melakukan kunjungan kerja ke Papua Barat Daya.
Dalam kunjungannya, beliau menyempatkan diri untuk memantau langsung pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di SD YPK 1 Syalom kompleks Yohan,Kota Sorong. Senin 30 September 2024.
“Saya sangat prihatin dengan angka imunisasi di wilayah Papua, termasuk di Papua Barat Daya yang masih sangat rendah,” ungkap Muhadjir.
Ia mengatakan juga,Masih ada beberapa anak yang menderita penyakit polio, padahal penyakit ini sebenarnya sudah bisa dicegah dengan imunisasi.
Selain memantau pelaksanaan PIN Polio, Muhadjir juga menyampaikan komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Papua Barat Daya.
“Kami akan membantu menyediakan berbagai peralatan medis yang dibutuhkan oleh rumah sakit daerah, terutama untuk penanganan penyakit-penyakit yang memiliki angka kematian dan kecacatan tinggi seperti jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes,” jelasnya.
Muhadjir menambahkan,Dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Papua Barat Daya dapat terus meningkat.
Sementara itu,Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK, Nancy Dian Anggraeni mengatakan bahwa Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dicanangkan sejak Mei lalu, belum berjalan sesuai target.
Ia mengatakan,Capaian pemberian dosis pertama imunisasi polio di seluruh wilayah Papua (6 provinsi) baru mencapai 54,7%, sedangkan dosis kedua baru 38,1%. Padahal, target yang diharapkan adalah 95% untuk kedua dosis bagi anak usia 0-7 tahun.
“Karena capaian imunisasi masih rendah, kami bersama tim Kemendagri rutin mengadakan rapat evaluasi setiap dua minggu. Namun, hasil yang diperoleh belum optimal,’pungkasnya.
Menurutnya,Khusus untuk Kota Sorong, capaian imunisasi cukup baik dengan sekitar 80 persen anak telah menerima dosis pertama dan 53 persen dosis kedua.
“Salah satu tantangan di lapangan adalah masih adanya masyarakat yang menolak imunisasi karena terpengaruh isu-isu hoaks yang beredar. Padahal, imunisasi sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko kelumpuhan akibat polio,”tambahnya.
Kasus polio telah ditemukan di beberapa daerah, termasuk Mimika dan Asmat. Target pencapaian imunisasi polio diharapkan selesai pada 31 Oktober mendatang.
Memteri PMK Prihatin dengan Rendahnya Cakupan Imunisasi Poliodi PBD
SORONG,sorongraya.co-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMak) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, melakukan kunjungan kerja ke Papua Barat Daya.
Dalam kunjungannya, beliau menyempatkan diri untuk memantau langsung pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di SD YPK 1 Syalom kompleks Yohan,Kota Sorong. Senin 30 September 2024.
“Saya sangat prihatin dengan angka imunisasi di wilayah Papua, termasuk di Papua Barat Daya yang masih sangat rendah,” ungkap Muhadjir.
Ia mengatakan juga,Masih ada beberapa anak yang menderita penyakit polio, padahal penyakit ini sebenarnya sudah bisa dicegah dengan imunisasi.
Selain memantau pelaksanaan PIN Polio, Muhadjir juga menyampaikan komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Papua Barat Daya.
“Kami akan membantu menyediakan berbagai peralatan medis yang dibutuhkan oleh rumah sakit daerah, terutama untuk penanganan penyakit-penyakit yang memiliki angka kematian dan kecacatan tinggi seperti jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes,” jelasnya.
Muhadjir menambahkan,Dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Papua Barat Daya dapat terus meningkat.
Sementara itu,Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK, Nancy Dian Anggraeni mengatakan bahwa Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dicanangkan sejak Mei lalu, belum berjalan sesuai target.
Ia mengatakan,Capaian pemberian dosis pertama imunisasi polio di seluruh wilayah Papua (6 provinsi) baru mencapai 54,7%, sedangkan dosis kedua baru 38,1%. Padahal, target yang diharapkan adalah 95% untuk kedua dosis bagi anak usia 0-7 tahun.
“Karena capaian imunisasi masih rendah, kami bersama tim Kemendagri rutin mengadakan rapat evaluasi setiap dua minggu. Namun, hasil yang diperoleh belum optimal,’pungkasnya.
Menurutnya,Khusus untuk Kota Sorong, capaian imunisasi cukup baik dengan sekitar 80 persen anak telah menerima dosis pertama dan 53 persen dosis kedua.
“Salah satu tantangan di lapangan adalah masih adanya masyarakat yang menolak imunisasi karena terpengaruh isu-isu hoaks yang beredar. Padahal, imunisasi sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko kelumpuhan akibat polio,”tambahnya.
Kasus polio telah ditemukan di beberapa daerah, termasuk Mimika dan Asmat. Target pencapaian imunisasi polio diharapkan selesai pada 31 Oktober mendatang.