JAKARTA,sorongraya.co – Ketua Umum Partai Berkarya, Tommy Soeharto menyatakan, selama 21 tahun sektor pertanian Indonesia berjalan di tempat.
Hal ini disampaikan Tommy saat mengunjungi Kabupaten Cianjur Senin, 25 Maret 2019 guna memberikan bukti program ekonomi kerakyatan dan pembangunan sektor pertanian yang diusung partainya bukan isapan jempol.
“Sektor pertanian Indonesia seakan jalan di tempat, ditengah kian berkembangnya pertanian negara-negara tetangga. Sebab itu partai berkarya berkomitmen memberikan solusi terhadap masalah ini,” kata Tommy usai menggelar panen raya di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Menurut putra bungsu Soeharto itu, solusi yang ditawarkan melalui Partai Berkarya adalah program ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal dengan menggunakan pupuk cair bregadium teknologi hypernano serta keringanan memperoleh pupuk dengan cara bayar setelah panen.
“Kearifan lokal adalah tradisi dan budaya bercocok tanam masyarakat. Partai Berkarya akan merevitalisasinya untuk meningkatkan hasil produksi,”jelasnya dalam sesi dialog dengan para petani.
Seperti di Purbalingga lanjutnya, Partai Berkarya melakukan uji percontohan penggunaan pupuk bregadium teknologi hypernano di beberapa petak sawah di Desa Sukasirna. Hasilnya, produksi padi mencapai enam ton jauh di atas rata-rata produksi per hektar secara Nasional.
Secara umum, hasil produksi padi petani binaan Partai Berkarya naik 30 persen, dengan demikian terbukti penggunaan pupuk bregadium adalah solusi untuk meningkatkan produksi pangan Nasional dan menyejahterakan petani.
“Kami memberi bukti bukan janji,”ujarnya sebagaimana siaran pers yang diterima sorongraya.co, Selasa, 26 Maret 2019.
Dikatakan, Partai Berkarya juga membangun Saung Berkarya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Membentang seluas tiga hektar, saung Berkarya adalah miniatur desa mandiri energi dan pangan. Rencananya, juga akan dibangun Saung Berkarya di setiap Kabupaten tiap Provinsi agar masyarakat desa belajar bagaimana mandiri energi dan pangan.
“Tidak ada listrik di Saung Berkarya. Kebutuhan energi untuk memasak, penerangan, mesin penetasan telur ayam, dan lainnya, menggunakan biogas kotoran sapi. Ada tujuh ekor sapi, dengan produksi kotoran cukup untuk membuat biogas, ayam petelur yang memenuhi kebutuhan gizi harian, dan kebun berbagai sayuran dan lokasi pembibitan yang tidak menggunakan pupuk kimia. Kotoran sapi yang telah diambil gas-nya digunakan sebagai pupuk. Untuk pestisida, Saung Berkarya menggunakan air kencing sapi. Saung Berkarya adalah solusi bagi pembangunan pertanian secara terpadu,”jelasnya.
Dikatakan, selama 21 tahun reformasi, sektor pertanian seakan terabaikan. Kesejahteraan masyarakat, terutama petani, cenderung menurun. Produk pertanian lokal tak berdaya, dan menjadi kelas dua di tengah produk impor.
“Partai Berkarya berkomitmen melakukan perubahan, tidak hanya mensejahterakan petani, tapi juga buruh, nelayan, dan masyarakat kecil lainnya, itulah fokus Partai Berkarya, yang mengusung tagline Indonesia Berkarya,” pungkas Tommy mengakhiri sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah peserta dialog dan masyarakat yang hadir. [krs]
Tommy Soeharto: Selama 21 Tahun Sektor Pertanian Jalan di Tempat
Redaksi3 min baca