KUMURKEK, sorongraya.co-Pesta perdamaian adat penyelesaian konflik Ibukota Kabupaten Maybrat telah terlaksana dengan aman, tertib dan lancar di Alun-alun Vatmayaf Kumurkek, Sabtu 21 Juli 2018.
Acara pesta perdamaian adat yang dipimpin langsung Tokoh Masyarakat yang juga Sekda Kabupaten Maybrat, Drs Agustinus Saa,M.Si ini disaksikan Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan, Forkopimda Papua Barat dan Wakil Bupati Maybrat, Drs Paskalis Kocu,M.Si.
Perwakilan kemendagri diantaranya, Direktur Penataan Daerah, DPOD dan Otsus, Yusharto, Direktur politik dalam daerah, Laode Ahmad, Kasubdit Otonomi Khusus pada direktorat Penataan Daerah, DPOD dan Otsus, Thomas Umbu Pati.
Kepala Seksi pada Direktorat Penataan Daerah, DPOD dan Otsus,Budi Arwari, Analis Kebijakan pada Kesbangpol pada direktorat politik dalam negeri. Rio Fahridho Rahmat, Kepala Seksi pada direktorat Nasional, Frans Sinartara dan Kasubdit Implementasi kebijakan politik pada direktorat politik dalam negeri, Bangun TH Sitohang.
Gubernur Provinsi Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan mengatakan sesuai intruksi dari Mendagri perintah Gubernur dan Pemkab Maybart menyelesaikan pasca penetapan Ibu Kota Kemurkek ke Maybart.

“Saya diberikan tugas dan amanah oleh Mendagri untuk selesaikan di Ibu Kota di Kabupaten Maybart dan dengan pelaksanaan pesta adat ini maka keputusan Ibukota Kabupaten Maybrat tetap di Kumurkek” tegas Dominggus Mandacan disambut sorakan tepuk tangan dari masyarakat 3 suku besar yang hadir.
Hasil pesta adat ini Gubernur akan meminta waktu untuk bertemu dengan Mendagri untuk menyampaikan semua kegiatan yang telah dilaksanakan,”Kita akan bertemu Mendagri, melaporkan bahwa perdamain, doa syukuran sudah selesai.Hasil pertemuan itu masyarakat tiga suku di Maybart sepakat bahwa ibu kota Kumurkek tetap di Maybart,” ujarnya.
Persoalan sudah selesai, tidak boleh masyarakat yang menuntut apa yang sudah diputuskan berdasarkan kesepakan bersama baik Pemerintah Pusat, Provinsi, Pemkab Maybart dan seluruh masyarakat setempat.
“Kita semua sepakat, Mybart tidak Menjadi hambatan dan persoalan di kemudian harinya.Persolan ini kita bawah ke melalui jalur adat istiadat masyarakat Papua Barat. Jika ada oknum-oknum merasa tidak senang keputusan maka sama saia mereka melanggar adat”pungkasnya.
Dalam pesta perdamaian adat ibukota Maybrat masyarakat setempat menyumbangkan 7 ekor Babi, kain timur, kain tokoh serta minuman saquer sebagai perikat perdamaian atas persoalan yang terjadi di Masyarakat.

Sekda Kabupaten Maybrat menjelaskan, penyelesaian adat dalam pesta perdamaian masyarakat ini sebagai bentuk membangun kembali kekerabatan, kembali bersatu membangun Kabupaten tercinta ini.
Sementara Mendagri, Tjahjo Kumolo yang diwakili, Direktur Penataan Daerah, DPOD dan Otsus, Yusharto mengatakan, berdasarkan keputusan Mentri maka Ibukota Maybrat tetap di Kumurkek.
“Karena belum ada Perpu yang mengatur tentang Ibukota Maybrat yang sudah dipindahkan dari Kumurkek ke Ayamaru, belum ada aturan itu” tambah Dia. (ken)