SORONG, sorongraya.co – Ketua Dewan Adat Yapen Waropen Kota Sorong, Sawaki Fredi Selsius mengatakan bahwa tanggal 1 Desember sering diklaim sebagai hari sejarah bagi Tanah Papua, namun perlu diketahui bahwa Papua sudah merdeka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk itu, dalam suasana menyambut masa Adven sebagai masa persiapan menyonsong Natal Dia menghimbau seluruh lapisan masyarakat Kota Sorong untuk bergandengan tangan menjaga keamanan dan ketertiban serta mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah demi kesejateraan masyarakat Papua.
“Mari kita bergandengan tangan menjaga keamanan, jangan mudah terprovokasi dengan ajakan pihak tertentu yang ingin memanfaatkan momen 1 Desember di Kota Sorong. Sebagai warga Negara yang baik kita wajib menjaga tiga hukum yang berlaku. Pertama taat pada hukum Tuhan, kedua taat pada hukum pemerintah dan ketiga taat Hukum,” tutur Fredi kepada Media ini. Kamis 29 November 2018.
Senada disampaikan Ketua Klasis GKI Sorong Pdt. I. S. Kwatolo, S.Steo. Kata Dia, saat ini umat kristiani di Kota Sorong sedang mempersiapkan diri menyambut masa Adven sebagai masa persiapan menyongsong Natal. Sehingga dipastikan situasi jelang 1 Desember di Kota Sorong selalu dalam keadaan aman dan kondusif.
“Masa Adven juga dihayati dengan dua hal penting. Pertama, mengenang kedatangan Yesus ke dunia, ketika menjadi manusia dan yang kedua sebagai penantian akan kedatangan Tuhan Yesus pada akhir zaman,” jelasnya.
Menurutnya masyarakat masih berada dalam satu persepsi bahwa 1 Desember identik sebagai hari bersejarah bagi masyarakat asli Papua, karena banyak pihak yang memanfaatkan 1 Desember sebagai satu kesempatan untuk memprovokasi keadaan.
“Tanggal 1 Desember itu sebenarnya bagi orang Papua secara individual maupun komunitas kita cuma rasa syukur. Tetapi ada kelompok lain yang diboncengi oleh kepentingan kelompok tertentu dan mencoba memperkeruhkan suasana,” tandasnya.
Lanjut Kwatolo, apa yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Sorong untuk kegiatan pencanangan Pawai Santa Klaus merupakan hal yang positif guna membangun suasana yang aman dan damai dalam persiapan masa adven untuk menyambut hari Natal.
Gereja mengharapkan agar semua masyarakat secara khusus masyarakat Papua mari kita simak hal ini dengan baik supaya tidak merugikan diri kita sendiri.
Sementara Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Sorong, Frans Nauw, menambahkan perjuangan Kemerdekaan Papua syarat akan kepentingan oknum dan kelompok tertentu.
Salah satu contoh hadirnya Otonomi Khusus (Otsus) di Papua dan Papua Barat belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat asli Papua. Sasaran Otsus pada bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan masih dirusak oleh oknum elit lokal.
“Kalau ada teman-teman pemuda yang melakukan aksi pada tanggal 1 Desember, itu karena bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang belum berpihak kepada masyarakat asli Papua. Akan tetapi kami meminta, apabila ada kelompok pemuda dan masyarakat yang melakukan aksi pada tanggal 1 Desember agar dikawal oleh aparat keamaman untuk menghindari terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat Kota Sorong,” pungkasnya. [red]