SORONG, sorongraya.co – Anak adat Suku Matlo, Kepulauan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Syahril Wainsyaf mempertanyakan keputusan Panitia Seleksi DPR Otsus Kabupaten Raja Ampat yang tidak meloloskan keterwakilan Muslim Papua di Dapil 3 Misool.
Syahril menyayangkan keputusan Pansel karena tidak mengakomodir salah satu Muslim Papua dari Kepulauan Misool Kabupaten Raja Ampat. Ironisnya, dari jumlah keterwakilan anggota DPR Otsus se Kabupaten Raja Ampat, perwakilan muslim hanya satu orang.
“Kami sangat menyayangkan keputusan Pansel DPR Otsus Kabupaten Raja Ampat. Kenapa sampai perwakilan muslim misool tidak ada satupun yang lolos. Dari tiga kursi, paling tidak ada satu kursi untuk muslim di Misool lah,” kata Syahril.
Ia bahkan meminta Pansel untuk meninjau kembali keputusan pengumuman nama-nama Calon anggota DPR Otsus Raja Ampat, yang akan mengikuti tahapan seleksi selanjutnya.
“Kalau bisa tolong ditinjau kembali. Bukankah diakhir surat keputusan biasanya dituliskan akan ditinjau kembali jika terjadi kekliruan dalam surat keputusan. Cela ini yang harus dilakukan oleh Pansel,” tegas Syahril.
Sebelumnya, kata Sahril bahwa Dewan Adat Sub Suku Matbat dalam melakukan musyawarah memutuskan tiga nama calon untuk diikutkan dalam tahapan seleksi terkesan tertutup, bahkan hanya pada kelompk tertentu saja.
“Dewan adat Sub Suku Matbat dalam memutuskan tiga nama calon, tidak melihat atau memperhatikan penyebaran suku dan sub suku di kampung-kampung lainya, yang berada di pesisir utara sampai selatan misool, yang sesui dengan peraturan Bupati nomor 20 tahun 2022 tanggal 22 Mei 2022,” pungkasnya.
Tak hanya itu, Syahril juga menyebutkan bahwa Dewan Adat Sub Suku Matbat dalam melakukan seleksi tidak memperhatikan Surat PANSEL DPRK Raja Ampat, nomor: 200.1.1/40/PANSEL-DPRK/RA/OTSUS/2024 yang bersifat Penting.
“Isi surat tersebut menegaskan kepada Ketua Dewan Adat Sub Suku Matbat Misool Kabupaten Raja Ampat, agar mengakomodir calon anggota DPRK berdasarkan pada pesebaran suku dan sub suku, kesatuan adat dan budaya di Dapeng III,” tegas Syahril.
Yang lebih fatal kata Syahril Dewan Adat Sub Suku Matbat juga tidak memperhatikan keterwakilan anak-anak adat Muslim Papua, yang merupakan bagian dari kesatuan adat dan budaya suku matbat pesisir misool.
Oleh karena itu Ia meminta agar tahapan seleksi selanjutnya ditunda, dan khsusus untuk Dapil 3 Misool dikembalikan kepada adat untuk dilakukan perbaikan.
Jika hal ini tak diindahkan oleh Pansel, Ia menegaskan akan melakukan aksi saat tahapan seleksi dilakukan. “Kami Pemuda Muslim Misool akan membubarkan tahapan seleksi yang rencananya di lakukan pada hari Sabtu,” tegas Syahril.
“Masing-masing Dapeng (Daerah pengangkatan), LMA-nya merekomendasikan tiga orang. Dari tiga orang itu juga mengakomodir kuota perempuan, jadi dua laki-laki satu perempuan. Jadi semua Dapeng ada 15 orang. Dari hasil seleksi administrasi ada tiga orang yang tidak memenuhi syarat. 12 orang yang memenuhi syarat itu yang kemudian kita umumkan,” ujarnya.
Bagi masyarakat yang merasa keberatan dengan nama-nama yang telah diumumkan dapat mengajukan sanggahan atau masukan kepada Pansel di Sekretariat Pansel di Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Lebih lanjut Fery menjelaskan bahwa DPRK secara spesifik tidak menyebutkan keterwakilan agama, hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 106.
“Saya secara pribadi ingin mengakomodir seperti apa yang disampaikan keterwakilan-keterwakilan itu, tetapi ketentuannya hanya menyebutkan, pertama beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa, warga negara Indonesia asli, dan orang asli papua. Tidak menyebutkan dari agama mana tertentu tidak,” pungkasnya.
Kata Fery, mekanisme perekrutan sebelumnya sudah dulakukan dari tingkat LMA, “Silahkan waktu itu kalau mau menyampaikan hal yang sama, karena dalam sosialisasi kita juga sudah sampaikan, minimal dalam rekrutmen mengakomodir keterwakilan satu dari ini, satu dari ini dan satu dari itu. Apa yang LMA rekomendasikan dari Dapeng masing-masing itulah yang kita tindak lanjut untuk melaksanakan uji kopentsi atau seleksi administrasi, jadi tidak ada tendensi untuk kepentingan apapun,” ujar Ferry.