SORONG, sorongraya.co – Sedikitnya 35 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Sorong mengunjungi Pojok Pengawasan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Sorong. Kunjungan ke Pojok Pengawasan ini merupakan kunjungan pertama setelah diresmikan oleh Bawaslu RI pada Oktober lalu.
Untuk menarik simpatisan, Bawaslu Kota Sorong juga mengundang sejumlah sekolah maupun perguruan tinggi agar berkunjung ke Pojok Pengawasan di Kantor Bawaslu. Hal ini bagian dari mempromosikan bahwa Pojok Pengawasan Bawaslu dapat dikunjungi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Suprianto yang merupakan guru pembimbing mengaku senang atas penyambutan yang dilakukan oleh Bawaslu. Menurut Dia, siswanya banyak mendapat informasi terkait kepemiluan setelah mendengarkan pemaparan singkat dari tiga komisioner Bawaslu Kota Sorong.
“Terima kasih, kami sangat senang dapat mengunjugi Pojok Pengawasan di Kantor Bawaslu Kota Sorong. Setelah mendengar penjelasan anak didik kami banyak mendapat informasi tentang pemilu, karena siswa-siswa SMK ini merupakan pemilih pemula jadi harus lebih banyak mendapat informasi,” terang Suprianto dalam sesi diskusi bersama Komisioner Bawaslu Kota Sorong. Senin 12 November 2018.
Setelah menjelaskan tentang apa itu pojok pengawasan, para siswa juga mendapat informasi tentang struktur di Bawaslu Kota Sorong serta penjelasan tentang Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakumdu) Kota Sorong.
Dalam sesi kali ini para siswa banyak mendapat pengetahuan mengenai proses penanganan masalah, pelanggaran Pemilu serta cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi proses pemilu 2019.
Ketua Bawaslu Kota Sorong, Elias Idie mengucapkan terima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Kota Sorong. Dirinya berpesan agar pemilih pemula yang telah berusia 17 tahun namun belum terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap dapat melakukan kroscek secara berjenjang di KPU sehingga nama orang tersebut masuk dalam DPT.
Selain itu, Eli menginginkan agar para siswa dapat terlibat langsung untuk melakukan pengawasan terhadap proses pemilu dengan melaporkan setiap pelanggaran pemilu yang didapati.
“Adik-adik juga bisa melapor ke kami (Bawaslu) apabila ada oknum guru yang mengajak untuk memilih saudara atau teman dari guru tersebut yang menjadi caleg. Itu sudah melanggar aturan jadi jangan takut melapor,” tutur Eli. [red]
