Kapal Pesiar MV The World yang berlabuh diseputaran laut Triton, Kabupaten Kaimana.
Metro

Setelah R4, Kapal Pesiar MV The World Berlabuh di Triton Kaimana

Bagikan ini:

SORONG, sorongraya.co – Setelah melakukan perjalanan wisata ke Kabupaten Raja Ampat, Kapal Pesiar MV The World juga melakukan perjalanan wisata ke Perairan Kaimana tepatnya di wisata teluk Triton, Kampung Namatota, Kabupaten Kaimana.

Hal ini baru diketahui dan ramai diperbincangkan di akun Media sosial Facebook. Tak sedikit warga Kaimana yang mengkomentar di media sosial terkait hadirnya kapal raksasa itu.

Rut Waryensi, salah satu warga yang berada diseputaran lokasi pariwisata Teluk Triton mengatakan, Kapal pesiar yang dijuluki apartemen apung ini berlabuh di Parairan Kaimana pada Rabu pagi 29 Januari 2020, sekitar pukul 07.00 WIT.

Dikabarkan kapal dengan Kapasitas  dead weight tonnage sebesar 4.558 dan panjang 196.35 meter, lebar 29.8 meter ini masuk dan berlabuh di Kaimana diduga tanpa berkoordinasi dengan stakeholder terkait.

Informasi dan data yang diterima terkait jumlah penumpang yang berada di kapal tersebut kurang lebih 481 penumpang. dimana ada 195 penumpang dan 286 kru dari berbagai Negara di dunia.

Oknis, salah satu warga Kaimana menyayangkan masuknya kapal tersebut di Kaimana tanpa diketahui oleh stakeholder terkait.

“Menurut sepengetahuan saya sebuah kapal asing harus ada Portclearents atau Izin berlayar dari daerah tempat awal berlayar ke tempat tujuan. Karena menurut yang saya tau Nahoda bisa di hukum dengan ancaman tiga tahun pidana atau denda 600 juta rupiah menurut peraturan yang berlaku di republik ini,” tutur Oknis kepada sorongraya.co.

Dirinya menegaskan agar tidak boleh satu orang penumpang untuk turun dan beraktifitas tanpa ada pemeriksaan dari pihak imigrasi dan karantina. Sebab, ada aturan apabila kapal yang berlabuh harus menaikan bendera Kuning yang menandakan belum ada pemeriksaan dari pihak keimigrasian dan karantina terhadap para turis.

“Yang kita takutkan itu terkait kerusakan lingkungan yang mana pengalaman di Raja Ampat jangan sampai terjadi di Kaimana. Dimana spot titik wisata yang kita unggulkan bisa saja rusak dengan masuknya kapal pesiar raksasa ini,” pungkas Oknis.

“Jangan sampai menabrak karang yang menjadi Icon pariwisata Kaimana. Karena jika menabrak atau merusak karang yang menjadi nilai jual buat pariwisata Kaimana, maka kita di daerah ini akan mengalami kerugian yang sangat besar. Dimana untuk memulihkan suatu titik atau karang yang rusak akan membutuhkan waktu sampai puluhan tahun,” tambahnya.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kaimana, Farid Pujianto saat dikonfirmasi melalui telephone selular mengaku belum mengetahui informasi berlabuhnya kapal pesiar itu.

“Untuk informasi itu belum ada sampai ke Kami dan akan kami kroscek kebenaran berlabuhnya Kapal Pesiar itu di Perairan Triton Kaimana,” kata Farid. Rabu 29 Januari 2020.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Kabupaten Kaimana, Tomako Samaran saat dikonfirmasi pun mengakau belum ada informasi sampai saat ini ke pemerintah daerah terkait datanganya kapal tersebut, sebab pihaknya masih berada di luar daerah. [nal]


Bagikan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.