Kota Sorong,sorongraya.co- Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini terungkap dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) II yang digelar di Aimas Convention Center (ACC), Kabupaten Sorong, Rabu, 07 Agustus 2024.
Transformasi Kesehatan Berkelanjutan Menuju Papua Barat Daya Sehat Cerdas dan Sejahtera menjadi tagline Rakerkesda II menjadi ajang konsolidasi program kesehatan serta membahas langkah strategis untuk mencapai target kinerja kedepan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya, Naomi Netty Howay mengatakan bahwa rakerkesda merupakan forum penting untuk menyinkronkan program-program kesehatan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan terkait.
“Harapan kami, melalui rakerkesda ini, akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin berkualitas,” ujarnya.
Mantan Inspektur Kabupaten Maybrat itu menyebut, salah satu fokus utama rakerkesda tahun ini adalah transformasi layanan primer.
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya telah berhasil meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan rumah sakit melalui akreditasi.
” Saat ini, sebanyak 76 puskesmas telah terakreditasi, sementara 11 rumah sakit telah meraih akreditasi paripurna atau utama,” kata Naomi.
Naomi menambahkan, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan ketersediaan obat-obatan dan vaksin serta melakukan orientasi kepada seluruh petugas kesehatan mengenai pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat.
” Transformasi kesehatan tidak hanya berfokus pada layanan primer, tetapi juga pada ketahanan sistem kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia, dan teknologi kesehatan,” tambahnya.
Lebih lanjut Naomi mengatakan, untuk memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti pengadaan melalui e-katalog, menyalurkan bantuan obat-obatan, dan memberikan hibah alat kesehatan kepada fasilitas kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan, pemerintah telah melaksanakan berbagai program, seperti beasiswa bagi dokter spesialis serta kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten.
” Kami berkomitmen terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Papua Barat Daya. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin target transformasi kesehatan dapat tercapai,” tutirnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa,ad mengaku bahwa jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.
Kondisi ini bisa berdampak positif atau negatif, jika kita mampu memanfaatkan potensi penduduk usia produktif. Ini akan menjadi kekuatan bagi negara. Namun, jika kita tidak mampu mengelola mereka dengan baik, ini justru akan menjadi bencana.
” Tidak semua negara beruntung mendapatkan bonus demografi seperti Indonesia. Oleh karena itu, kita harus benar-benar memanfaatkan peluang ini. Sayangnya, jika penduduk usia produktif (antara 15-50 tahun) tidak sehat, kurang gizi, atau memiliki kemampuan intelektual dan spiritual yang rendah, maka bonus demografi ini justru akan sia-sia,” ungkap Musa’ad.
Orang nomor satu di Papua Barat Daya itu menambahkan, usia produktif adalah masa dimana seseorang seharusnya sehat dan produktif.
” Sayangnya, seringkali kita baru menyadari pentingnya kesehatan ketika sudah memasuki usia lanjut,” tutupnya.