SORONG, sorongraya.co– Zona 14 Pertamina EP Papua Field (PEP Papua), yang merupakan bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, resmi menandai dimulainya tajak sumur eksplorasi Bitangur (BIT)-001 di Kampung Malasmene, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu, 25 Juni 2025.
Acara diawali dengan doa bersama dan tasyakuran, disertai upacara adat sebagai bentuk penghormatan terhadap pemilik hak ulayat dan leluhur setempat.
Eksplorasi sumur migas Bitangur-001 dijadwalkan akan dimulai pada 30 Juni 2025, dengan target pengeboran hingga kedalaman 945 meter.
Manajer Pertamina EP Papua Field, Ardi, mengungkapkan bahwa tajak sumur ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menemukan cadangan migas baru serta mendorong peningkatan produksi di wilayah Papua.
“Pengeboran ini adalah langkah penting untuk mendukung ketahanan energi nasional. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, terutama masyarakat adat yang telah memberikan ruang bagi pelaksanaan kegiatan ini,” ujar Ardi.
Ia juga menegaskan bahwa Pertamina EP Papua Field berkomitmen pada tiga fokus utama dalam operasionalnya, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hubungan sosial dengan masyarakat lokal, serta koordinasi internal dan eksternal.
“Dengan fokus ini, kami berharap kegiatan berjalan aman, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat lokal, PEP Papua melibatkan 120 tenaga kerja dalam proyek ini, di mana 36 di antaranya berasal dari Orang Asli Papua (OAP).
Koordinator Departemen Forkom SKK Migas Pamalu, Othiel Wafom, menilai tajak sumur Bitangur-001 sangat strategis dalam upaya mendukung target lifting minyak nasional yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar 605.000 barel per hari (bph).
“Saat ini realisasi lifting baru mencapai 580.000 bph. Harapannya, eksplorasi Bitangur-001 bisa membantu menutup selisih 20.000 bph dan tentunya memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan Tanah Papua,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, dan ESDM Papua Barat Daya, Suroso, menyambut baik keterlibatan masyarakat adat dalam kegiatan ini. Ia menyebut bahwa partisipasi OAP menjadi bukti nyata penghormatan terhadap kearifan lokal.
“Selain dampak ekonomi, kami berharap kegiatan eksplorasi ini bisa meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat adat dalam industri migas,”tutupnya.