WAISAI,sorongraya.co – Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat (MRP-PB) berkomitmen mengawal dan melindungi perempuan dan anak papua dari korban kekerasan.
Pernyataan ini disampaikan Anggota MRP-PB Keterwakilan Raja Ampat Pokja Perempuan, Cristiana Ayello dalam kunjungan kerjanya di Raja Ampat, Rabu (3/04).
Kata dia, saat ini MRP-PB tengah melakukan reses di 13 Kabupaten dan Kota se Papua Barat untuk menjaring langsung aspirasi tingkat bawah khususnya dari keterwakilan perempuan, adat dan agama.
Februari lalu lanjutnya, kelompok kerja (pokja) perempuan MRP-PB, telah menggelar tiga pertemuan di Jakarta bersama Komnas Perempuan, Akademisi Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), untuk membahas keberlindungan dan keberpihakan terhadap perempuan dan anak dari segala macam tindak kekerasan.
“Dari hasil pertemuan itu, didapat untuk menarik sebuah benang panjang, yaitu pekerjaan yang sama di instruksikan kementerian agar dilakukan pertemuan menjaring aspirasi perempuan di pemerintah daerah, baik di provinsi maupun kabupaten dan kota,”ujarnya.
Menurut dia, langkah ini untuk pertama kalinya MRP-PB mengawal langsung berdirinya pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (TP2A) di Kabupaten Raja Ampat. Yang mana terdapat sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan maka pihaknya (MRP-PB Pokja Perempuan) menggandeng perempuan raja ampat untuk menuntaskan berbagai persoalan kekerasan.
“Seruan saya, kalau negeri ini sudah ada undang-undang otsus. Semua partai politik di tanah papua wajib dalam bingkai otsus agar paham dan memberikan ruang untuk perempuan papua menduduki kursi legislatif dalam kuota tersebut,” pungkasnya. [drk]