SORONG, sorongraya.co – Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Pusat telah menunjuk RS Pertamina sebagai rumah sakit Covid-19. Tak hanya itu, untuk membantu Pemerintah Kota Sorong, di RS Pertamina telah tersedia alat PCR sehingga tak perlu mengirim sampel ke Laboratorium Balitbangkes Makassar.
Ini merupakan kabar baik tak hanya bagi masyarakat Kota Sorong, melainkan masyarakat Papua Barat. Jadi, silahkan kirim sampel ke RS Pertamina Kota Sorong. Dalam sehari bisa memeriksa darah hingga 500 sampel,” jelas Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau, Senin 11 Mei 2020.
Seluruh dokter yang ada di Kota Sorong siap melayani masyarakat mencegah dan menangani pasien Covid-19. Tidak main-main, Jakarta langsung mengirimkan tenaga medisnya ke Kota Sorong, membantu menangani pasien Covid-19. Semuanya melalui proses perjuangan, jika tidak pastinya tidak akan ada pengakuan,” ujar Lambert.
Sementara itu, Direktur RS Pertamina, Otto Berhan Kawanda menjelaskan, pihaknya telah mendapat instruksi dari pusat untuk mendukung pemerintah kota Sorong menangani covid-19 dengan menjadi RS rujukan sekaligus membangun laboratorium PCR.
Saat ini pembangunan laboratorium PCR telah mencapai 65 persen, dan diperkirakan tanggal 25 bulan ini peralatan sudah bisa di install oleh teman-teman dari Jakarta. Selanjutnya tanggal 5 Juni kita audah bisa running sampel uji coba tahap pertama.
Otto menambahkan, running sampel uji coba tahap pertama nanti adalah teman-teman yang ada di RS Pertamina Sorong. Setelah itu sampelnya akan dikirimkan ke Balitbangkes Kemenkes untuk diverifikasi. Ketika sudah selesai, maka kami akan mempublisnya.
Direktur RS Pertamina Sorong ini memperkirakan, apabila semuanya berjalan lancar, sekitar minggu ketiga bulan Juni kami sudah bisa melayani masyarakat kota Sorong.
Untuk biayanya, lanjut Otto, kusus masyarakat kota Sorong telah ditanggung oleh pemkot Sorong, sedangkan pihak swasta biaya 2,3 juta rupiah.
Di laboratorium PCR RS Pertamina Sorong disiagakan dua tenaga analis dan satu tenaga pathologi klinis. Satu orang tenaga analis, dalam sehari mampu menyelesaikan 500 sampel.
Meski demikian, kami masih menunggu satu alat lagi bernama magna pure, yang dibeli dari Swiss. Dengan demikian, kami bisa menyelesaikan 1.000 sampel perhari. Kalau dua alat ini sudah ada, otomatis kami dapat memutus mata rantai lokal infeksi, penyebaran antar sesama penduduk.
Alat ini akan bekerja dalam satu hari memeriksa sampel, hasilnya dapat diketahui keesokan harinya,” kata Otto. [jun]