WAISAI, sorongraya.co – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Raja Ampat, Senin 30 Maret 2020 melakukan inspeksi ke sepuluh distributor bahan pokok yang ada di Waisai.
Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan stok bahan pokok, terutama stok beras dalam kondisi darurat COVID- 19 di Kabupaten Raja Ampat.
Dari sepuluh distributor tersebut, ketersediaan beras cukup untuk kebutuhan warga satu bulan kedepan. Selain itu, Perum Bulog telah menjanjikan ketersediaan stok beras sebanyak 320 ton untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Raja Ampat hingga empat bulan kedepan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Raja Ampat, Djalali mengaku, terjadi kenaikan harga gula pasir, dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000. Kenaikan harga gula pasir sudah berlaku secara nasional. Sementara produksi gula pasir di pulau Jawa baru dimulai awal April ini.
Djalali menambahkan, kenaikan harga juga terjadi untuk bawang putih dan bawang merah. Kalau sebelumnya harga bawang putih dan bawang merah Rp 50.000, sebagian distributor menaikan menjadi Rp 60.000. Bahkan ada juga di salah satu distributor yang menaikan harga hingga Rp 80 ribu. Karenanya tim satgas pangan sudah memberikan pemahaman sehingga mereka sepakat untuk turunkan harga menjadi Rp 60 ribu perkilogram.
Dinas perdagangan dan perindustrian kabupaten Raja Ampat berencana, Selasa ini akan turun langsung untuk memberikan imbauan kepada seluruh pedagang di Waisai untuk membatasi pembelian sembari dalam jumlah banyak, karena dikhawatirkan akan ditampung di rumah.
Djalali mengimbau kepada seluruh pedagang grosir agar mengikuti imbauan Pemkab Raja Ampat untuk membuka toko mulai pukul 06:00 sampai dengan 14:00. Sementara untuk pedagang kaki lima diberi kesempatan menjual mulai pukul 12:00 hingga 16:00 WIT.
Sementara itu, salah satu pedagang, Mariani mengungkapkan bahwa imbas dari wabah virus corona berdampak signifikan terhadap perekonomian, sebab jumlahkonsumen semakin berkurang.
Sebelumnya konsumen ramai, ada juga yang datang dari kampung-kampung terdekat. Namun, sejak mewabahnya virus korona, konsumen takut keluar rumah. Akibatnya pendapatan kami menurun, tidak seperti biasanya,” tuturnya. [dav]
Editor: Junaedi