SORONG, sorongraya.co – Agung Suyono Wahyudi Ponidi, pria berusia 23 tahun berpangkat Kelasi Satu Angkatan Laut Lantamal XIV Sorong, mengaku jika dirinya nekat membunuh Kesia Lestaluhu karena takut dilaporkan ke pimpinannya.
Sebelum membunuh Kesia, Agung melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Merasa takut dilaporkan karena telah melakukan perbuatan haram tersebut, Ia nekat menghabisi nyawa Kesia dengan menusuk sebanyak 27 tusukan dibagian belakang badan dan dada korban.
“Saya takut korban melaporkan saya ke kesatuan, dan itu inisiatif pemikiran saya,” terang Agung diakhir rekonstruksi pembunuhan Kesia yang digelar di Markas Komando Lantamal XIV/Sorong, pada Senin 20 Januari 2025.
Dalam proses rekonstruksi tersebut diperagakan sebanyak 22 adegan. Dua pemeran pengganti digunakan untuk menggantikan peran korban Kesia dan seorang saksi berinisial S.
“Rekonstruksi tadi berjalan dengan lancar, sesuai prosedur. Panglima menghendaki kasus ini diselesaikan secara transparan dan terbuka. Pelaku akan dijatuhi hukuman seberat-beratnya,” ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmada III, Letkol (S) Ajiek Siswanto, kepada awak media.
Usai memperagakan adegan pembunuhan, Ibunda Kesia, Aminah mengaku ada kejanggalan saat dilakukan rekonstruksi pembunuhan anaknya. Kesya ditemukan sudah tidak menggunakan pakaian, sementara dalam aksi rekonstruksi almarhum dibunuh saat masih menggunakan pakaian.
“Saya tidak mengerti hukum, tapi kenyataannya berbeda. Kenapa demikian, berdasarkan informasi pakaian anak saya berada di lokasi yang tidak jauh dari tempat penemuan mayat. Tapi informasi dari warga yang menemukan almarhum berbeda,” tutur Amina.
Setelah melihat serangkaian rekonstruksi, ibu korban Aminah meyakini masih ada yang ditutupi oleh pelaku. Dia juga meminta agar kejanggalan dalam rekonstruksi harus diungkap.
Kronologis Pembunuhan
Sekitar pukul 03.00 dini hari, teman Agung meninggalkan lokasi lebih dahulu, diantar oleh Kesia. Tak lama setelah itu, Kesia kembali ke THM untuk menemui teman-temannya. Pada pukul 04.00 dini hari, keduanya meninggalkan THM bersama menggunakan sebuah mobil Innova hitam.
Mereka sempat berkumpul di depan Hotel Waigeo, di sekitar Tembok Berlin, untuk melanjutkan pesta minum keras bersama rekan-rekanya. Saat saksi S mengajak korban pulang, korban menolak dan mengatakan akan pulang bersama Agung.
Dalam kondisi terpengaruh alkohol, keduanya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Saoka. Menurut keterangan Agung, mereka sempat melakukan hubungan intim di dalam mobil, kemudian melanjutkan aktivitas tersebut (hubungan intim-red) di luar kendaraan.
Namun, di tengah aktivitas itu, korban menghentikannya, yang diduga memicu emosi Agung. Dalam keadaan tersulut amarah, Agung mengambil senjata tajam dari mobil kemudian menyerang korban hingga tewas, dan meninggalkannya di lokasi kejadian. Setelah itu, Agung kembali mencari kunci mobil sebelum meninggalkan lokasi.