DOOM,sorongraya.co — Pemerintah Kota Sorong berencana menggratiskan biaya pendidikan bagi 71 sekolah negeri yang tersebar di wilayah pemerintahan kota Sorong. Rencana besar ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Sorong di Sekolah Dasar (SD) SD 19 Pulau Doom pada Rabu (09/04/2025).
“Kita sudah siapkan plannya, data lengkap sudah ada, dan kami telah hitung dengan matang untuk membebaskan biaya di 71 sekolah negeri, Program ini mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA,” ujar Septinus.
Septinus mengakui bahwa kebijakan ini bukan hal yang mudah. Namun, menurutnya, keberanian dalam mengambil keputusan besar adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin.
“Kalau jadi pemimpin tidak berani, tidak usah jadi pemimpin. Harus berani melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan,” tegasnya.
Program serupa sebelumnya telah berhasil diterapkan di tingkat kabupaten. Kini, dengan keyakinan dan hikmat yang diyakininya berasal dari Tuhan, Wali Kota Sorong ingin memperluas manfaat tersebut bagi masyarakat kota.
“Tuhan kirim saya ke sini untuk melakukan ini. Kita ingin juga memperhatikan kesejahteraan guru-guru karena tidak ada peradaban tinggi tanpa pendidikan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya akses pendidikan bagi masyarakat ekonomi lemah, yang kerap kesulitan membiayai pendidikan anak hingga ke jenjang lebih tinggi.
“Saya bukan orang pintar, tapi Tuhan kasih hikmat untuk jadi berkat bagi tanah Papua. Pendidikan gratis di Sorong akan berdampak besar. Banyak anak yang tidak bisa lanjut sekolah karena biaya tinggi, sementara orang tua mereka hidup pas-pasan,” tuturnya.
Program ini diharapkan dapat membantu keluarga menyiapkan dana untuk pendidikan tinggi anak-anak mereka. Wali Kota menyatakan bahwa launching resmi pendidikan gratis akan dilakukan pada 2 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional
“Ini perjuangan untuk masa depan Papua. Kita gratiskan SD, SMP, SMA agar orang tua bisa fokus ke pendidikan lebih tinggi. Semoga ini jadi awal perubahan besar bagi generasi kita,” tutup Wali Kota Sorong.