LifestyleMetro

Perhutanan Sosial Bawa Segudang Manfaat Bagi Ekonomi Rakyat

×

Perhutanan Sosial Bawa Segudang Manfaat Bagi Ekonomi Rakyat

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,Sorongraya.co- Perhutanan Sosial merupakan sektor yang harus digalakkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal itu diungkapkan Senior Advisor Komunitas Konvensi Indonesia Warsi (KKI-WARSI), Rudy Syaf pada kegiatan learning session Peran Perhutanan Sosial dalam Mitigasi Perubahan Iklim dan Memanfaatkan Peluang Perdagangan Karbon” di ajang Green Press Community (GPC), yang berlangsung di Habitare Apart Hotel Rasuna, Jakarta pada Rabu (8/11) lalu.

Lebih lanjut menurut Rudy Syaf, Perhutanan Sosial, masyarakat dapat memiliki akses kelola hutan dan lahan seluas-luasnya, dengan memanfaatkan hasil hutan yang sesuai prinsip kelestarian yang ramah lingkungan.

” Perhutanan sosial ini harus dilihat sebagai terobosan. Karena masyarakat ini bisa mengelola hutan dan memperoleh manfaat,” kata Rudy.

Dia menambahkan, beragam produk yang tercipta dari perhutanan sosial, seperti pelepah pohon pisang, minyak kemiri dan sebagainya, membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Tak cuma itu, manfaat ekonomi dari perhutanan sosial juga di dapat dari sektor pariwisata, misalnya ekowisata mangrove dan wisata alam lainnya yang dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar.

” Perhutanan sosial juga berpeluang masuk dalam bursa perdagangan karbon (carbon trading) karena sejauh ini, keberadaan hutan efektif dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Hal itu sejalan dengan pernyataan Kasubdit Dukungan Sumber Daya Perubahan Iklim Ditjen PPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wawan Gunawan.

Wawan menyebut, bahwa perhutanan sosial menjadi salah satu sektor yang siap melenggang di bursa karbon, baik dari sisi regulasi maupun peta jalan (roadmap).

Hanya saja, masih terdapat sejumlah kendala bagi sektor kehutanan untuk masuk ke bursa karbon, yakni mulai dari perizinan hingga pendanaan.

Kendati demikian, KLHK memastikan akan menyadiakan insentif bagi pelaku perhutanan sosial untuk bisa berkontribusi dalam bursa karbon tersebut.

” Itu akan diatur dalam perjanjian-perjanjian bersama. Kami memang belum mengatur terkait prosedur, baru sebatas rambu-rambu,” pungkasnya.

GPC yang berlangsung selama dua hari di gedung pusat perfilman Usmar Ismail tersebut menghadirkan berbagai learning session, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.